Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.264, Dolar AS Perkasa

Rupiah melemah 60 poin atau 0,43% menuju level Rp16.264,5 per dolar AS saat dolar AS menguat.
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang BNI di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang BNI di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Senin (10/6/2024) dan menyentuh level Rp16.264,5. Pada saat bersamaan, greenback terpantau semakin perkasa. 

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 69 poin atau 0,43% menuju level Rp16.264,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,21% ke posisi 105,10.

Sementara itu, mata uang lain di Asia dibuka mayoritas melemah. Won Korea, misalnya, mencatatkan pelemahan 0,74%, lalu diikuti yen Jepang 0,10%, ringgit Malaysia 0,50%, dan baht Thailand 0,18%. Adapun, yuan China serta peso Filipina melemah 0,04% dan 0,41%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen terhadap aset berbasis risiko membaik pekan ini, setelah Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Kanada menurunkan suku bunga mereka.

“Dolar AS melemah akibat data ekonomi yang lemah, terutama di sektor tenaga kerja, yang meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September,” ujarnya dalam publikasi riset, dikutip Senin (10/6/2024).

Dia menambahkan para pedagang meningkatkan taruhan mereka pada pemotongan suku bunga 25 basis poin pada September. Pasalnya, data tenaga kerja yang lemah muncul sebelum data nonfarm payrolls dirilis pada Jumat ini.

“Hal itu memberikan petunjuk lebih jelas mengenai pasar tenaga kerja dan kebijakan suku bunga. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil dalam pertemuan minggu depan,” kata Ibrahim.

Di Asia, data perdagangan China menunjukkan perbaikan dengan ekspor tumbuh lebih besar dari perkiraan bulan Mei. Namun, impor tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan, menunjukkan permintaan lokal yang lemah di tengah pemulihan ekonomi yang tidak merata.

Menurut Ibrahim, sentimen terhadap China telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir di tengah keraguan atas pemulihan ekonomi dan langkah-langkah stimulus dari Beijing.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa RI sebesar US$139 miliar atau Rp2.254,8 triliun pada akhir Mei 2024, naik US$2,8 miliar dari bulan sebelumnya. Peningkatan dipengaruhi oleh penerimaan pajak, jasa, dan penerbitan global bond pemerintah.

Permintaan dolar AS meningkat untuk kegiatan Haji dan pembayaran dividen serta kupon kepada nonresiden, yang berpotensi menggerus cadangan devisa. Akan tetapi, posisi cadangan devisa masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.140 hingga Rp16.230.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper