Mengutip Bernama, pedagang minyak sawit David Ng menuturkan bahwa kontrak berjangka CPO ditutup lebih rendah pada Rabu (5/6) akibat melemahnya harga minyak kedelai.
“Kami melihat support (untuk CPO) di RM3.850 per ton dan resisten di RM3.980,” jelasnya.
Kemudian, analis senior di Fastmarkets, Sathia Varga, mencatat bahwa perdagangan CPO sebagian besar beragam pada paruh kedua kemarin, dengan tekanan harga disebabkan oleh peningkatan pasokan yang lebih cepat dibandingkan permintaan.
Survei produksi dari UOB KayHian untuk Mei 2024 menunjukkan peningkatan produksi di berbagai wilayah. Produksi CPO di Sabah diperkirakan meningkat 7-11%, sementara Sarawak dan Semenanjung Malaysia diprediksi mengalami pertumbuhan produksi sebesar 8-12%. Secara keseluruhan, peningkatan produksi pada Mei 2024 diperkirakan mencapai 8-12%.