Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Waskita Karya (WSKT): Rugi Bengkak, Sidang PKPU Terus Berjalan

BUMN Waskita Karya (WSKT) saat ini tengah menghadapi dua pengajuan permohonan PKPU yang dilayangkan oleh tiga kreditur.
Jajaran komisaris dan direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) kembali dirombak dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Gedung Waskita Heritage, Jakarta Timur, Rabu (22/5/2024)/Dokumentasi Humas.
Jajaran komisaris dan direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) kembali dirombak dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Gedung Waskita Heritage, Jakarta Timur, Rabu (22/5/2024)/Dokumentasi Humas.

Bisnis.com, JAKARTA – Sidang gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), yang dilayangkan tiga kreditur kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) terus berjalan. 

Waskita Karya saat ini tengah menghadapi dua pengajuan permohonan PKPU yang telah dicatatkan di Pengadilan Negeri Niaga Jakarta Pusat pada 22 April 2024.

Gugatan pertama datang dari PT Diandra Kharisma Abadi dengan nomor perkara 117/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt.Pst (PKPU 117). 

Sementara itu, gugatan kedua dilayangkan CV Rimba Musi Andalas dan PT Gema Mahkota Energi. Permohonan PKPU ini telah terdaftar dengan Nomor Perkara 116/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt.Pst (PKPU 116).

SVP Corporate Secretary WSKT Ermy Puspa Yunita menyampaikan bahwa sidang lanjutan terkait dengan gugatan PKPU ini telah berlangsung pada Senin (27/5/2024). 

“Agenda sidang selanjutnya penyerahan jawaban dari termohon PKPU dan bukti dari pemohon PKPU yang akan dilaksanakan pada Senin, 3 Juni 2024,” ujar Ermy dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/5/2024). 

Dia menambahkan bahwa pengajuan permohonan PKPU yang dilayangkan tiga kreditur tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan WSKT.

Sebagaimana diketahui, hingga kuartal I/2024, rugi bersih Waskita Karya melonjak 150,59% secara tahunan menjadi Rp939,55 miliar pada kuartal I/2024. 

Meningkatnya kerugian Waskita sejalan dengan kinerja pendapatan usaha yang melemah sebesar 20,28% year-on-year (YoY) menjadi Rp2,17 triliun. 

Sementara itu, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp1,86 triliun atau turun 20,17% YoY. Hal ini membuat laba kotor WSKT melemah 20,89% menjadi Rp316,78 miliar kuartal I/2024. 

 

Salah satu penyebab bengkaknya kerugian Waskita ditimbulkan oleh beban keuangan yang mencapai Rp1,09 triliun atau melonjak 56,17% YoY dari sebelumnya Rp703,96 miliar. 

Dari sisi neraca keuangan, WSKT mencatatkan total aset Rp92,2 triliun atau turun 3,55% year-to-date (YtD). Adapun liabilitas turun 2,88% YtD menjadi Rp81,57 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp10,62 triliun atau terkoreksi 8,38% YtD. 

Di sisi lain, arus kas setara kas pada akhir periode Maret 2024 tercatat mencapai Rp2,85 triliun atau terkoreksi 62,03% YoY dari posisi sebelumnya Rp7,5 triliun.

Dalam perkembangan lain, Waskita kembali gagal membayar bunga dan nilai pokok atas obligasi jatuh tempo senilai Rp1,36 triliun pada 16 Mei 2024. Akibatnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperpanjang suspensi perdagangan efek WSKT. 

Utang tersebut berasal dari Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 Seri B, yang memiliki tingkat bunga tetap 9,75% per tahun dengan jangka waktu lima tahun.

Perseroan sejatinya telah menggelar Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) terkait surat utang ini, tetapi tidak menemui kata sepakat. Dengan demikian, Waskita akan mengagendakan lagi RUPO dalam waktu dekat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper