Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Pendorong ST012 Bisa Terjual Rp19 Triliun

DJPPR Kemenkeu mengungkap sederet faktor pendorong penjualan ST012 laris manis hingga menyentuh Rp18,51 triliun.
DJPPR Kemenkeu mengungkap sederet faktor pendorong penjualan ST012 laris manis hingga menyentuh Rp18,51 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
DJPPR Kemenkeu mengungkap sederet faktor pendorong penjualan ST012 laris manis hingga menyentuh Rp18,51 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengungkapkan sederet faktor yang mendorong larisnya penjualan Sukuk Tabungan seri ST012.

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, penjualan ST012 menjelang penutupan penawaran besok, 29 Mei 2024 cukup baik. Animo masyarakat masih cukup tinggi terhadap ST012, tecermin dari nominal pemesanan dan jumlah investor ST012 yang sejauh ini sejalan dengan ekspektasi pemerintah.

"Untuk mengakomodir tingginya minat masyarakat terhadap ST012, pemerintah telah beberapa kali menambah kuota penjualan ST012 selama masa penawaran," ujar Dwi kepada Bisnis, Selasa (28/5/2024).

DJPPR Kemenkeu pun mengakomodir tingginya minat investor ritel dengan menambah kuota penerbitan ST012 dari awalnya Rp10 triliun menjadi Rp19 triliun. Adapun, masa penawaran ST012 dimulai sejak 26 April hingga 29 Mei 2024.

Sebagaimana diketahui, pemerintah meluncurkan ST012 dalam dua seri, yakni ST012-T2 (tenor 2 tahun) dengan kupon 6,40%, dan Green Sukuk Ritel ST012-T4 (tenor 4 tahun) dengan kupon tertinggi 6,55% per tahun.

Mengacu data salah satu mitra distribusi PT Bareksa Marketplace Indonesia pukul 13.08 WIB, ST012 terpantau laris diborong investor sekitar Rp18,51 triliun dari kedua seri.

Secara terperinci, ST012-T2 telah terjual sekitar Rp13,68 triliun. Alhasil, kuota pembelian ST012-T2 tinggal tersisa Rp313,05 miliar.

Berikutnya, ST012-T4 telah terjual sekitar Rp4,82 triliun, dan kuotanya tinggal tersisa Rp171,74 miliar. Alhasil, dari data penjualan tersebut menunjukkan bahwa jumlah peminat ST012 tenor 2 tahun lebih banyak dibandingkan tenor 4 tahun.

Lebih lanjut Dwi mengatakan, cukup baiknya penjualan ST012 ini dikarenakan literasi masyarakat akan instrumen pemerintah sudah semakin baik, meskipun masih perlu terus ditingkatkan.

"Selain itu, sebagai salah satu instrumen SBN ritel, ST012 memiliki risiko yang relatif sangat kecil dan memiliki karakteristik yang sangat menguntungkan bagi investor ritel, yaitu aman, sesuai dengan prinsip syariah karena memperoleh opini syariah dari DSN-MUI, mudah dan terjangkau, serta menguntungkan," katanya.

ST012 tetap laris diborong investor usai Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 21-22 Mei 2024.

Perlu diketahui, kupon ST012 memiliki karakteristik mengambang dengan batas minimal (floating with floor). Artinya, imbal hasil ST012 bisa naik saat suku bunga acuan Bank Indonesia naik, tapi tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal.

"Tidak lupa juga ST012 bertenor 4 tahun, yaitu seri ST012-T4 merupakan Green Sukuk Ritel yang menggunakan SDGs framework, sehingga mendorong minat investor yang sangat concern terhadap upaya pelestarian lingkungan," pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper