Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kerap Tertekan, Investor Tunggu Momentum Pembalikan

Setelah kerap mengalami pelemahan dalam sebulan terakhir, harga emas diproyeksikan memiliki potensi rebound karena telah mengalami konsolidasi
Akbar Evandio,Jessica Gabriela Soehandoko,Pandu Gumilar
Senin, 27 Mei 2024 | 08:10
Ilustrasi emas batangan. Dok Bloomberg
Ilustrasi emas batangan. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah kerap mengalami pelemahan dalam sebulan terakhir, harga emas diproyeksikan memiliki potensi rebound karena telah mengalami konsolidasi.  

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot telah menguat 0,19% ke level 2.338,34 pada perdagangan Senin (27/5) pada pukul 06.25 WIB. Sebelumnya komoditas di pasar spot mencatatkan pelemahan sebesar 3,33% dalam sepekan. 

Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 menguat 0,20% ke level US$2.361,70 per troy ounce pada pukul 06.40, setelah sebelumnya mencatatkan pelemahan sebesar 3,42% dalam sepekan. 

Mengutip Reuters, emas batangan mencapai rekor tertinggi sebesar US$2.449,89 pada Senin (20/5), tetapi merosot lebih dari US$100 sejak saat itu dan menurun 3% pada minggu ini, penurunan mingguan terburuk sejak awal Desember 2023. 

“Apa yang selalu kita alami adalah kurangnya minat investor Barat terhadap ketidakpastian mengenai kapan The Fed akan menurunkan suku bunganya. Begitu The Fed menurunkan suku bunganya, mereka akan meningkatkan eksposurnya lagi,” jelas kepala Riset Logam Bank of America, Michael Widmer.

Di sisi lain, Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menyebutkan penurunan harga emas dipicu oleh kekhawatiran baru tentang suku bunga yang tinggi dan berkurangnya permintaan akan safe haven, yang berdampak negatif pada logam mulia.

Dalam analisanya Fischer menjelaskan emas telah mengalami tekanan harga karena berbagai faktor termasuk kondisi overbought yang signifikan. Selain itu, risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan dukungan untuk kenaikan dolar AS (USD), yang juga menekan harga emas.
 
Fischer mencatat bahwa pola pembalikan harga emas ini menunjukkan peluang yang bagus untuk kenaikan, didukung oleh tren yang mengindikasikan perubahan arah dari penurunan ke kenaikan.

Fischer mengantisipasi bahwa emas memiliki peluang untuk pembalikan kenaikan harga dalam waktu dekat, meskipun tekanan dari penguatan dolar dan kebijakan suku bunga tetap menjadi faktor utama yang harus diperhatikan.

Analisis ini menunjukkan bahwa investor emas harus tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi harga emas. Prediksi hari ini menekankan bahwa meskipun emas sedang mengalami tekanan, potensi pembalikan ke arah kenaikan menawarkan peluang yang menarik bagi para investor.

Senada, Analis Komoditas Lukman Leong menjelaskan penurunan harga emas disebabkan aksi profit taking dan sell off oleh pernyataan hawkish pejabat The Fed. Sentimen utama masih berasal dari data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan konflik di Timur Tengah. 

Kendati demikian, Lukman menyatakan harga emas selama pekan depan memiliki peluang untuk memantul kembali alias rebound karena tersulut aksi bargain hunting

“Dengan absennya data penting dari AS pada pekan depan, emas berpotensi rebound oleh aksi bargain hunting,” ujar Lukman kepada Bisnis pada Minggu (26/5/2024). Bargain hunting adalah berburu aset atau instrumen di saat harga sedang murah.

Dia menyampaikan satu-satunya data ekonomi penting pada pekan depan adalah inflasi personal consumption expenditure (PCE) AS, yang diperkirakan menurun. Dengan demikian, harga emas diproyeksikan bergerak di rentang US$2.300 hingga US$2.400. 

Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan, pelemahan harga emas dari level tertingginya diakibatkan oleh kekhawatiran terhadap potensi peningkatan suku bunga acuan oleh Federal Reserve atau The Fed.

Ibrahim menyatakan The Fed kemungkinan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama dalam menghadapi inflasi. Bank sentral juga memiliki keyakinan terbatas untuk mencapai target inflasi tahunan di level 2% dalam jangka pendek. 

“Tanda-tanda bank sentral AS masih akan mempertahankan suku bunga tinggi, kemungkinan memudarkan harga emas seperti juga menguatnya dolar dan imbal hasil treasury AS,” ujarnya. 

---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper