Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab IHSG Anjlok Tinggalkan 7.200, Bursa Asia Merah!

IHSG anjlok pada perdagangan hari ini seiring dengan pelemahan Bursa Asia jelang rilis risalah rapat The Fed.
Annisa Kurniasari Saumi,Hafiyyan
Selasa, 21 Mei 2024 | 14:40
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (2/5/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (2/5/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan hari ini, Selasa (21/5/2024), seiring dengan pelemahan Bursa Asia jelang rilis risalah rapat The Fed.

Pada pukull 14.31 WIB, IHSG anjlok 0,93% atau 67,24 poin menjadi 7.199,44. IHSG bergerak pada rentang 7.195-7.295 sepanjang hari ini.

Tercatat, 204 saham menguat, 363 saham melemah, dan 192 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau Rp12.356 triliun.

Bersama IHSG, Bursa Asia cenderung melemah siang ini. Nikkei 225 Jepang turun 0,31%, Hang Seng Index Hong Kong anjlok 1,87%, Shanghai Composite Index turun 0,42%, dan Strait Times Singapura turun 0,41%.

Sementara itu, saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo menjadi penekan IHSG, seperti BMRI anjlok 5,14%, BBRI turun 2,28%, BBCA turun 0,26%, BBNI turun 3,21%, TLKM turun 1%.

Di sisi lain, saham Prajogo Pangestu masih naik seperti BRPT naik 5,42%, TPIA 0,83%, BREN 1,82%, CUAN 1,55%.

Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menjelaskan menguatnya mayoritas indeks di bursa Wall Street dan naiknya beberapa harga komoditas diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar. 

Sementara itu, sikap hati-hati investor menjelang libur panjang berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan.

"IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 7.200-7.130 dan resistance 7.335-7.400," tulis tim riset CGS International Sekuritas, Selasa (21/5/2024).

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan menjelang rilis risalah the Fed di Kamis (23/5/2024), sejumlah petinggi the Fed dijadwalkan menyampaikan pidato.

Dalam risalah terakhir, pandangan petinggi the Fed terkait arah kebijakan moneter relatif terbagi. US Treasury Secretary, Janet Yellen juga dijadwalkan memberikan pidato di Selasa (21/5/2024).

Sentimen berbeda berasal dari Eropa. Inflasi Inggris diperkirakan turun signifikan ke 2,1% yoy di April 2024 dari 3,2% yoy di Maret 2024. Kondisi ini diyakini memberikan tekanan yang lebih besar bagi Bank of England (BoE) untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga acuan dalam waktu dekat, serupa dengan ECB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper