Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terpantau menguat menjelang rilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS). Harga batu bara juga melesu dan crude palm oil (CPO) yang ditutup menguat. Simak deretan harga komoditas hari ini, Selasa (14/5/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Mei 2024 di ICE Newcastle ditutup melemah -1,59% pada level US$142,10 per metrik ton pada penutupan perdagangan Senin (13/5/2024). Batu bara kontrak Juli 2024 juga melemah -1,35% ke US$142,05 per metrik ton.
Mengutip Energyworld, impor batu bara India telah meningkat 7,7% menjadi 268,24 juta metrik ton pada tahun fiskal 2024. Kenaikan ini didorong oleh melemahnya harga angkutan laut dan peningkatan permintaan listrik selama musim panas.
Sementara itu, berdasarkan data yang dikompilasi oleh perusahaan e-commerce B2B mjunction services, pada tahun fiskal 2023, impor batu bara India mencapai 249,06 metrik ton.
Kemudian, impor batu bara pada bulan Maret Tahun Fiskal 2024 juga naik menjadi 23,96 juta metrik ton, dibandingkan dengan 21,12 juta metrik ton pada bulan yang sama tahun fiskal sebelumnya.
“Terjadi peningkatan volume impor batubara karena berlanjutnya penurunan harga angkutan laut dan ekspektasi akan peningkatan permintaan selama musim panas,” tutur MD & CEO Vinaya Varma.
Baca Juga
Lanjutnya, ia menuturkan bahwa karena ketersediaan batu bara dalam negeri yang cukup di pasar, maka perlu diperhatikan apakah permintaan impor akan meningkat
Harga Emas
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot menguat 0,12% ke level 2.339,21 pada pukul 06.52 WIB. Kemudian, harga emas Comex kontrak Juni 2024 menguat 0,03% ke level US$2.343,80 per troy ounce pada pukul 06.42 WIB.
Mengutip FX Empire, harga emas telah menurun pada Senin (13/5) menjauh dari level tertinggi dua minggu yang dicapai minggu lalu, walaupun terdapat peningkatan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada awal September 2024.
Penurunan harga emas saat ini juga mencerminkan posisi investor menjelang laporan inflasi utama AS. Laporan-laporan ini penting untuk menentukan waktu penurunan suku bunga pertama The Fed.
Investor juga terlihat menggunakan penurunan ini sebagai kesempatan untuk membeli dengan harga yang lebih menguntungkan, dengan harapan bahwa inflasi tidak akan menurun secepat yang beberapa orang perkirakan
Dengan antisipasi rilis data ekonomi penting dan perdebatan yang sedang berlangsung di antara pejabat The Fed, harga emas kemungkinan akan mengalami perdagangan yang bergejolak.
Harga CPO
Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada perdagangan Senin (13/5) kontrak Juli 2024 menguat 58 poin ke 3.867 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Kemudian, kontrak Mei 2024 juga ditutup menguat 71 poin menjadi 3.955 ringgit per ton.
Mengutip Bernama, kontrak berjangka CPO telah berakhir lebih tinggi pada perdagangan Senin (13/5). Kenaikan ini didorong oleh reli yang kuat reli kuat dalam kontrak berjangka minyak kedelai Chicago Board of Trade (CBOT) dan kontrak berjangka bursa komoditas Dalian selama jam perdagangan Asia.
Kepala riset komoditas Sunvin Group berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, mencatat bahwa dukungan pembelian yang besar dari India dan China meningkatkan sentimen pasar untuk minyak kelapa sawit.
Sementara itu, pedagang minyak kelapa sawit lokal, David Ng, memperingatkan bahwa estimasi ekspor yang lebih lemah meredam momentum harga naik.
"Kami mengantisipasi dukungan kuat di RM3.800 per ton, dengan resistensi di RM3.950 per ton," tuturnya.
Adapun, badan survei kargo Intertek Testing Services mengatakan ekspor produk minyak kelapa sawit dari 1-10 Mei 2024 menurun 14,2% menjadi 369.920 metrik ton, dibandingkan dengan 431.190 metrik ton yang selama 1-10 April 2024.