Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Adaro Energy Indonesia, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) memutuskan untuk tidak membagikan dividen pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Selasa (14/5/2024).
Dalam RUPST ini, pemegang saham menyetujui usulan rapat yang mengusulkan sejumlah US$4,41 juta sebagai dana cadangan wajib. Sementara itu, sejumlah US$436,61 juta sebagai laba ditahan ADMR.
"Kami tidak membagikan dividen karena membutuhkan dana. Ekspansi aluminium dan metallurgical coal butuh dana yang besar," kata Presiden Direktur Adaro Minerals Christian Ariano Rachmat dalam konferensi pers usai RUPS, di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Keputusan untuk tidak membagikan dividen ini sama seperti tahun lalu. Sebagaimana diketahui, tahun lalu ADMR memutuskan untuk tidak membagikan laba bersih tahun buku 2022 sebagai dividen. Alasannya, ADMR menggunakan laba bersih ini untuk pengembangan perusahaan, dan mempercepat investasi ADMR pada investasi bisnis mineral dan pengolahan mineral.
Selain itu, ADMR menyetujui usulan pengangkatan komisaris baru, yakni Julius Aslan. Julius Aslan saat ini merupakan Direktur Adaro Energy Indonesia, atau perusahaan induk ADRO.
Selain di ADRO, Julius juga menempati berbagai posisi direktur dan komisaris di beberapa perusahaan yang terafiliasi dengan ADRO saat ini.
Baca Juga
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Adapun untuk tahun 2023, ADMR diketahui membukukan pendapatan menjadi US$1,08 miliar atau setara Rp16,76 triliun. Pendapatan ini naik 19,58% dari tahun 2022 yang sebesar US$908,14 juta.
Sementara itu, laba bersih ADMR tercatat sebesar US$441,02 juta atau setara Rp6,8 triliun. Laba bersih ini naik 32,75% dibandingkan dengan periode tahun 2022 sebesar US$332,21 juta.