Bisnis.com, JAKARTA – Anak usaha BUMN Karya, PT PP Properti Tbk. (PPRO) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp207,49 miliar sepanjang kuartal I/2024 atau berbalik dari laba tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Senin (13/5/2024), kinerja tersebut berbanding terbalik dari kuartal I/2023 yang membukukan laba bersih Rp1,95 triliun.
Kerugian itu sejalan dengan menurunnya pendapatan PPRO dari Rp219,25 miliar menjadi Rp95,66 miliar pada kuartal I/2024. Artinya, kinerja pendapatan turun 56,37% year-on-year (YoY).
Pendapatan dari segmen properti tercatat menurun 25,95% secara tahunan menjadi Rp36,86 miliar, sedangkan segmen realti meraih Rp58,8 miliar atau merosot 64,78% YoY.
Sementara itu, beban pokok penjualan tergerus 54,77% YoY menjadi Rp81,38 miliar sehingga laba kotor yang diakumulasikan menjadi Rp14,27 miliar atau terkoreksi 63,69% YoY.
Di sisi lain, beban keuangan perusahaan juga melonjak drastis dari posisi tahun lalu sebesar Rp20,95 miliar menjadi Rp207,49 miliar pada kuartal I/2024. Beban cadangan penurunan nilai juga melejit dari Rp1,37 juta menjadi Rp1,98 miliar.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat Obligasi Berkelanjutan II milik PPRO dari idBBB- menjadi idBB-.
Analis Pefindo Agung Iskandar mengatakan pemangkasan rating PPRO disebabkan kinerja perseroan yang terus menurun dan diperkirakan performa negatif ini terus berlanjut.
“Kinerja kurang baik dan kami ekspektasikan itu akan berlanjut ke depan. Lalu, ada juga faktor dukungan induk dari PP ke PPRO yang kami rasa melemah,” kata Agung.
Hingga kuartal I/2024, PPRO memiliki total aset Rp19,2 triliun atau turun 2,50% sepanjang tahun berjalan alias year-to-date (YtD). Liabilitas turun 1,72% YtD menjadi Rp16,12 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp3,07 triliun atau terkoreksi 6,37% YtD.
Adapun, arus kas setara kas pada akhir periode Maret 2024 mencapai Rp289,62 miliar atau ambles sebesar 80,35% dari posisi sebelumnya yakni Rp1,47 triliun.
-------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.