Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham ASII & AUTO Tertekan Suku Bunga Tinggi, Ada Peluang Rebound?

Saham otomotif seperti PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) tertekan suku bunga tinggi yang menyebabkan lemahnya daya beli
Menara Astra./Istimewa
Menara Astra./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten di sektor otomotif seperti PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) tertekan suku bunga tinggi yang menyebabkan lemahnya daya beli masyarakat. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) secara tak terduga mengerek suku bunga acuan ke level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024.

Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli mengatakan, saat ini daya beli masyarakat sedang tertekan karena kenaikan suku bunga yang menyedot uang beredar di masyarakat serta memicu kenaikan harga. 

Dia menjelaskan, turunnya daya beli tersebut tecermin dari angka penjualan mobil baru yang turun lebih dari 23% menjadi sekitar 215.000 unit kendaraan pada kuartal I/2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 282.000 unit.

Kendati demikian, menurutnya industri otomotif sedang kurang kondusif saat ini sekalipun prospeknya diperkirakan dapat membaik pada kuartal IV/2024 atau di pengujung tahun, seiring dengan potensi perbaikan daya beli masyarakat dan prediksi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

“Kami berharap ada pemulihan di akhir tahun seiring potensi turunnya suku bunga acuan,” ujar Christopher Rusli pada Media Day Mirae Asset Sekuritas, Senin (6/5/2024).

Menurutnya, dengan asumsi suku bunga The Fed di AS akan turun pada September dan akan disusul oleh penurunan suku bunga acuan BI rate dua kali pada kuartal IV/2024 selama nilai tukar rupiah stabil, dia optimistis daya beli masyarakat dan juga penjualan kendaraan akan membaik pada akhir tahun.

Meskipun bisa membaik pada kuartal IV/2024, tetapi Christopher memprediksi kinerja sepanjang 2024 tidak akan sebaik tahun lalu, salah satunya dari sisi penjualan mobil baru sepanjang tahun ini yang diprediksi 900.000 unit, atau di bawah prediksi pasar 1,1 juta unit.

Christopher pun menyoroti saham potensial di sektor otomotif yakni PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), terutama menjelang pembagian dividen tahun buku 2023.

Diberitakan sebelumnya, ASII akan membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya sebesar Rp421 per saham atau Rp17,04 triliun pada 30 Mei 2024. Sementara itu AUTO akan membayarkan dividen sebesar Rp132 per saham atau Rp636,2 miliar pada 22 Mei 2024.

"Meskipun ASII dan AUTO mau membagikan dividen, namun investor tampak masih wait and see untuk membeli sahamnya, sebab mereka belum confident jika melihat penjualan mobil yang masih lemah saat ini," pungkasnya.

Saham ASII turun 2,39% atau 125 poin ke level Rp5.100 pada perdagangan Senin (6/5/2024), dan secara year-to-date (ytd) melemah 9,73%.

Di lain sisi, saham AUTO juga melemah 0,96% ke level Rp2.060 pada hari ini, dan secara ytd ambles 12,71%. Alhasil, Christopher pun belum menyematkan rekomendasi untuk saham ASII dan AUTO.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper