Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Pede Penguatan Rupiah Terus Berlanjut, Ini Pemicunya

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan penguatan rupiah sejak awal Mei 2024 akan terus berlanjut hingga menyentuh Rp15.800.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo  memenuhi panggilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri rapat terbatas terkait dengan situasi global akibat konflik Iran-Israel di Istana Negara, Selasa (16/4/2024). JIBI/Akbar Evandio
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memenuhi panggilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri rapat terbatas terkait dengan situasi global akibat konflik Iran-Israel di Istana Negara, Selasa (16/4/2024). JIBI/Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat penguatan rupiah yang terjadi sejak awal Mei 2024 atau pada kemarin dan hari ini akan terus berlanjut. 

Dirinya meyakini rupiah akan terus menguat menuju Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) dan terus naik ke level Rp15.800 pada akhir tahun ini. 

“Kami meyakini dari Bank Indonesia bahwa penguatan nilai tukar rupiah itu akan terus berlangsung dari sekarang sampai dengan akhir tahun… nilai tukar rupiah ke depan  menguat ke Rp16.000 dan kemudian ke Rp15.800,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2024, Jumat (3/5/2024). 

Perry menyebutkan penguatan tersebut dapat terlihat dari data-data pasar non-delivery forward di luar negeri, maupun domestic non-delivery forward di domestik. 

Menurutnya, terdapat empat faktor yang mendasari rupiah akan mulai menguat dan terus menguat ke depannya. 

Pertama, suku bunga acuan atau BI-Rate telah naik 25 basis poin (bps) menjadi 6,25% pada 24 April 2024 lalu. Alhasil, daya tarik imbal hasil investasi portfolio di Indonesia akan kembali menarik. 

Kedua, modal asing tercatat sudah mulai kembali masuk ke pasar domestik yang dibuktikan oleh adanya inflow dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) senilai Rp4,5 triliun pada pekan keempat April 2024. 

“Pada 3 hari pertama di minggu pertama Mei, SRBI inflow Rp1,58 triliun. Bahkan SBN yang semula outflow itu sudah kembali inflow pada minggu pertama Mei, tiga hari pertama ini totalnya Rp 3,75 triliun,” lanjutnya.

Ketiga, menguatnya rupiah turut dipicu oleh prospek ekonomi RI yang lebih baik dan berdaya tahan kuat. Pemerintah dan BI meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2024 akan terjaga di atas 5%. Di samping itu, inflasi melandai dan berada di target 1,5%-3,5%. 

“Keempat, Bank indonesia terus berkomitmen untuk menjaga nilai tukar rupiah. Hal ini melalui koordinasi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan [KSSK],” tutur Perry. 

Adapun, dalam dua hari terakhir, rupiah menunjukkan penguatan. Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah menguat ke level Rp16.083 per dolar AS. 

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,63% ke Rp16.083 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,04% ke 105,25. 

Pada hari sebelumnya atau pada 2 Mei 2024, rupiah juga menguat di angka Rp16.185 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper