Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) mengakui adanya pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan kenaikan tingkat suku bunga terhadap kinerja keuangan.
Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan, Manajemen Barito Pacific mengakui adanya risiko keuangan yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga. Meski demikian, BRPT pun mengklaim telah mengadakan berbagai instrumen keuangan derivatif.
“Instrumen tersebut untuk mengelola eksposur risiko mata uang asing dan risiko suku bunga yaitu swap suku bunga, kontrak valuta asing dan cross currency swap untuk mengurangi risiko kenaikan suku bunga dan kurs pada utang obligasi,” tulis manajemen, dikutip Jumat (3/5/2024).
Lebih lanjut, pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing disebabkan terutama karena transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti penjualan domestik, beberapa beban tertentu dan pinjaman yang didenominasi dalam rupiah.
Meskipun terdapat pengaruh dalam nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, BRPT yang mencatatkan laporan keuangannya dalam bentuk dolar AS ini justru terpantau mendulang keuntungan dari selisih kurs.
Tercatat pada kuartal I/2024, keuntungan selisih kurs mencapai US$7,55 juta, padahal pada periode tahun lalu, BRPT justru menderita rugi US$12,21 juta yang timbul dari fluktuasi mata uang.
Baca Juga
Sementara itu, BRPT juga memiliki risiko suku bunga karena entitas dalam Grup meminjam dana dari bank mayoritas dalam dolar AS dengan tingkat bunga mengambang.
BRPT mengklaim risiko ini dikelola dengan menggunakan kontrak swap suku bunga. Aktivitas lindung nilai dievaluasi secara reguler untuk menyelaraskan dengan pandangan suku bunga untuk memastikan strategi lindung nilai paling efektif telah diterapkan.
“BRPT sendiri terkena suku bunga acuan dolar AS LIBOR dan suku bunga bebas risiko SOFR. Akibat yang timbul atas aset dan liabilitas keuangan derivatif dan non-derivatif misalnya utang bank dan utang obligasi dan wesel bayar,” kata mereka.
Adapun untuk utang dengan suku bunga mengambang, BRPT telah memulai diskusi dengan para lenders untuk mengubah suku bunga acuan atas pinjaman tersebut.
Per Maret 2024, BRPT mencatatkan utang obligasi dan wesel bayar sebesar US$271,22 juta atau lebih tinggi dari posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar US$154,05 juta.
Sementara untuk utang bank dalam rupiah memiliki tingkat bunga sebesar 8,25% - 10,59% per tahun untuk 31 Maret 2024 dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2023 yang berkisar 8,25% - 9,75% per tahun.