Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) resmi meluncurkan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel, Sukuk Tabungan Seri ST012T2 (tenor 2 tahun) dan Green Sukuk Ritel–Sukuk Tabungan Seri ST012T4 (tenor 4 tahun) pada hari ini, Jumat (26/2024).
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, pihaknya menawarkan ST012 pada 26 April-29 Mei 2024. Masing-masing imbalan dipatok 6,40% per tahun untuk ST012T2 dan 6,55% per tahun untuk ST012T4.
Dia mengatakan pemerintah cukup optimistis bahwa minat investor ritel domestik terhadap SBN ritel pada tahun ini masih tinggi.
"Untuk ST012 tentunya masih sangat optimis," ujar Dwi kepada Bisnis dikutip Jumat (26/4/2024).
Menurut Dwi, dari sisi pemerintah, perkembangan kebutuhan pembiayaan dan kondisi pasar, baik global maupun domestik yang berdampak terhadap pergerakan yield SBN, tetap menjadi faktor utama yang menjadi perhatian pemerintah.
"Demikian juga dari sisi investor yang melihat perkembangan pasar untuk mempertimbangkan faktor risiko investasi ke depannya," jelas Dwi.
Baca Juga
Perlu diketahui, kupon ST012 pun mencapai rekor tertinggi 4 tahun terakhir. Sebelumnya, pada November 2019 Kemenkeu meluncurkan ST006 dengan kupon 6,75% per tahun ST006 . Saat itu, suku bunga acuan BI7DRR di level 5%.
Kupon ST012 juga mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate. Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) secara tak terduga mengerek suku bunga 25 basis poin (bps) ke level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Rabu (24/4/2024).
"Jenis SBSN tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), kepemilikan tidak dapat dialihkan dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption," papar pengumuman DJPPPR Kemenkeu, Kamis (25/4/2026).
Minimal pesanan Rp1 juta dan kelipatannya. Adapun, pesanan maksimal ST012T2 senilai Rp5 miliar dan ST012T4 senilai Rp10 miliar. Jatuh tempo ST012T2 pada 10 Mei 2026 dan ST012T4 pada 10 Mei 2028.
Adapun, tanggal pembayaran imbalan ST012T2 dan ST012T4 pada tanggal 10 setiap bulan. Dalam hal tanggal 10 jatuh bukan pada hari kerja, maka akan dibayarkan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi. Hari kerja adalah hari dimana operasional sistem pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, penetapan hasil penjualan ST012T2 dan ST012T4 pada 3 Juni 2024 dengan underlying aset barang milik negara (BMN) dan Proyek/Kegiatan Kementerian/Lembaga pada APBN 2024.Tanggal pembayaran imbalan pertama 10 Juli 2024 (Long Coupon).
Imbal hasil ST012 berupa kupon bersifat floating with floor. Artinya, imbal hasil bisa naik jika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik. Namun nilai kupon tak akan turun dari batas bawahnya (floor) yang sudah ditetapkan. Dalam konteks ini, batas bawah ST012-T2 adalah 6,40% dan ST012-T4 di 6,55%.
Bagi investor yang berminat membeli SBN ritel ST012 dapat menghubungi 30 mitra distribusi (midis) untuk pembelian secara langsung atau melalui layanan online. Beberapa midis yang tersedia yaitu BCA, BNI, Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri, Binaartha Sekuritas, Bibit, hingga Bareksa.