Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Mixed setelah Pernyataan Bos The Fed soal Suku Bunga

Wall Street beragam karena investor mencerna pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell soal kebijakan suku bunga acuan.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street berakhir beragam pada perdagangan Selasa (16/4/2024) karena investor mencerna pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell soal kebijakan suku bunga acuan.

Dow Jones Industrial Average mengakhiri hari dengan kenaikan 0,17%, atau 63,86 poin menjadi 37.798,97, S&P 500 turun 0,21% atau 10,41 poin ke 5.051,41, dan Nasdaq turun 0,12% atau 19,77 poin menuju 15.865,25.

Pergerakan saham yang beragam terjadi ketika imbal hasil (yield) obligasi tetap berada pada level tertinggi dalam beberapa bulan, ditambah dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah serangan Iran terhadap Israel pada akhir pekan.

Obligasi AS melonjak setelah komentar Jerome Powell dengan obligasi bertenor 2 tahun sempat menyentuh di atas 5% – level tertinggi sejak November. Patokan imbal hasil Treasury 10-tahun, yang menyentuh level tertinggi tahun 2024 pada hari Senin, naik sekitar 3 basis poin dan diperdagangkan sekitar 4,66% pada hari Selasa.

Sementara itu, laporan pendapatan membanjiri sebelum bel penutupan perdagangan. Saham UnitedHealth (UNH) bertambah sekitar 5% setelah kelompok layanan kesehatan ini melampaui perkiraan laba kuartalan, bahkan ketika mereka memperkirakan akan menerima kerugian sebesar $1,6 miliar akibat serangan siber pada bulan Februari.

Investor juga mencerna hasil bank-bank besar, seperti Bank of America (BAC) melaporkan bahwa laba kuartal pertama turun 18% dari tahun ke tahun karena melemahnya sumber pendapatan utama, sementara saham Morgan Stanley (MS) naik karena melampaui ekspektasi.

Di tempat lain, BNY Mellon (BK) membukukan keuntungan sementara Johnson & Johnson (JNJ) melaporkan penurunan pendapatan.

Sebelumnya Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan para pengambil kebijakan akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk memangkas suku bunga menyusul serangkaian angka inflasi yang sangat tinggi.

Powell menunjuk pada kurangnya kemajuan tambahan yang dicapai mengenai inflasi setelah penurunan cepat yang terlihat pada akhir tahun lalu. Dia juga mencatat bahwa kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu bagi para pejabat untuk mendapatkan keyakinan yang diperlukan bahwa inflasi AS mengarah ke sasaran The Fed sebesar 2% sebelum penurunan yang lebih rendah dalam biaya pinjaman.

Jika tekanan inflasi terus berlanjut, Powel menjelaskan The Fed dapat mempertahankan suku bunga tetap stabil “selama diperlukan.”

“Data terbaru jelas tidak memberi kita kepercayaan diri yang lebih besar dan justru menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari perkiraan untuk mencapai kepercayaan tersebut,” kata Powell pada hari Selasa (16/4/2024) dalam diskusi panel bersama Gubernur Bank of Canada Tiff Macklem di Wilson Center di Washington, mengutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg, Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper