Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Investasi Saham saat Rupiah Ambruk hingga Konflik Iran-Israel Meruncing

Pelemahan rupiah hingga memanasnya konflik Iran-Israel di Timur Tengah dapat dimanfaatkan investor untuk mengakumulasi sejumlah saham.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga meruncingnya konflik antara Iran-Israel menciptakan celah bagi investor untuk mengakumulasi sejumlah saham yang terdampak oleh sentimen tersebut.

Senior Analis Teknikal Mirae Asset Sekuritas Tasrul Tanar menuturkan memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah membuat emiten di sektor komoditas dan minyak mengalami penguatan. Sebaliknya, sektor finansial dan konsumer cenderung melemah.

Dia menyebutkan investor dapat mencermati tiga sektor saham yakni komoditas, finansial, dan konsumer untuk beberapa waktu ke depan. Adapun saham lainnya perlu dihindari dahulu.

“Kemungkinan sektor energi sudah naik banyak, nah siap-siap ambil yang sudah jatuh dalam seperti BBTN, BBRI, dan BMRI tetapi masih dalam pola trading,” ujarnya dikutip dari siaran Youtube Mirae Asset Sekuritas, Selasa (16/4/2024).

Tasrul juga mengingatkan kepada investor untuk jangan pernah memboyong saham di dalam satu sektor. Lakukan diversifikasi portofolio secukupnya atau minimal tiga saham.

“Kalau masuknya ragu, ambil setengah dulu supaya kita mampu meredam volatilitas. Kemudian kalau besoknya koreksi, kita juga masih punya 'peluru' untuk membeli lagi,” pungkas Tasrul.

Menurutnya, saham MAPA, BBRI, dan BBTN menarik dicermati oleh investor karena ketiganya membukukan penurunan cukup dalam pada perdagangan Selasa (16/4/2024). Adapun saham pilihan lain adalah BRPT yang juga dalam fase menanjak.

 

Sementara itu, terkait dengan pelemahan rupiah, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Vicky Rosalinda mengatakan terdapat beberapa emiten yang akan dirugikan dari pelemahan rupiah.

Salah satunya emiten properti yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS, seperti PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI), dan PT Modernland Realty Tbk. (MDLN).

“Ada juga emiten otomotif seperti PT Astra International Tbk. [ASII] dan emiten farmasi yakni PT Kalbe Farma Tbk. [KLBF] dan PT Kimia Farma Tbk. [KAEF],” ujar Rosalinda.

Dia menyebutkan bahwa pelemahan rupiah juga sejalan dengan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang disebabkan oleh sentimen global dan domestik.

Dari sisi global, rilis data ekonomi AS yang melampaui ekspektasi pasar mengakibatkan ketidakpastian terkait kapan The Fed menurunkan suku bunga acuan. Hal ini menyebabkan pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit pada 2024.

Selain itu, pelemahan IHSG juga tidak terlepas dari faktor geopolitik di Timur Tengah yang semakin memanas setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke Israel. Apalagi, Tel Aviv telah menyatakan bakal melakukan pembalasan terhadap serangan Iran.

“Kondisi ini menjadi kekhawatiran besar pada pasar keuangan global. dampak serangan tersebut juga berimbas pada penerbangan, harga komoditas, hingga inflasi global,” pungkasnya.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper