Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Naik Usai Israel Bersumpah Balas Serangan Iran

Harga minyak dunia pada Selasa (16/4/2024) naik karena Israel bersumpah untuk membalas serangan Iran
Asap membumbung setelah Israel diduga menyerang bangunan yang dekat dengan kedutaan besar Iran di Damaskus, Suriah, 1 April 2024./Reuters
Asap membumbung setelah Israel diduga menyerang bangunan yang dekat dengan kedutaan besar Iran di Damaskus, Suriah, 1 April 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia naik karena Israel bersumpah untuk membalas serangan Iran. Kondisi tersebut membuat ketegangan tetap tinggi di kawasan Timur Tengah.

Dikutip dari Bloomberg pada Selasa (16/4/2024), harga minyak Brent naik menuju US$91 per barel setelah penurunan kecil pada Senin (15/4/202), sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di atas $86.

Para pejabat tinggi militer Israel mengatakan bahwa negara mereka tidak memiliki pilihan selain menanggapi serangan akhir pekan yang dilakukan Teheran, bahkan ketika para pejabat Eropa dan Amerika Serikat meminta Israel untuk menahan diri.

Fokus para trader kini beralih ke sifat dan waktu dari langkah Israel berikutnya. Negara-negara Barat dan Arab berusaha meyakinkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa reaksi agresif terhadap serangan Iran akan merugikan kepentingan Israel. Pasalnya, Timur Tengah menyumbang sekitar sepertiga dari suplai minyak mentah global.

"Kemungkinan adanya respon langsung dari Israel berarti ketidakpastian dan ketegangan ini akan terus berlangsung selama beberapa waktu," kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas ING Groep NV di Singapura.

Dia menilai semakin banyak eskalasi yang dlihat, semakin besar kemungkinan dunia akan melihat pasokan minyak dari wilayah tersebut terkena dampaknya.

Harga minyak telah menguat tahun ini, dengan pemangkasan suplai oleh OPEC+ dan meningkatnya risiko geopolitik di Rusia dan Timur Tengah mengangkat harga.

Konsumsi juga telah berjalan dengan baik di negara-negara ekonomi utama, dengan data pada Selasa (16/4/2024) menunjukkan pertumbuhan kuartal pertama China mengalahkan ekspektasi karena permintaan minyak meningkat. Selain itu, ada tanda-tanda penguatan pada beberapa produk, termasuk harga bensin di AS.

Timespread tetap tinggi, menunjukkan kondisi pasar yang ketat, sementara opsi call bullish, yang mendapatkan keuntungan dari kenaikan, memiliki harga yang lebih tinggi daripada opsi put yang berlawanan.

Spread atau selisih Harga minyak Brent antara kontrak untuk bulan terakhir tahun ini dan bulan berikutnya, telah membengkak lebih dari US$6 per barel. Angka tersebut naik dari kurang dari US$3 pada awal Januari 2024. 

Kenaikan harga minyak Brent sekarang hampir 18% lebih tinggi tahun ini. Kenaikan terus terjadi meskipun dolar AS terus menguat, dengan indeks mata uang Bloomberg naik ke level tertinggi sejak pertengahan November 2023. Biasanya, hal ini dapat menjadi hambatan bagi komoditas termasuk minyak mentah.

Harga Minyak pada Selasa (16/4/2024)

Harga Brent untuk penyelesaian Juni naik 0,8% menjadi US$90,80 pada pukul 10:16 pagi di Singapura

Harga minyak WTI untuk pengiriman Mei naik 0,8% menjadi US$86,12 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper