Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai salah satu mitra distribusi (midis) Surat Berharga Negara (SBN) ritel optimistis penjualan Sukuk Tabungan seri ST012 akan moncer dan ramai diminati oleh investor.
Adapun, SBN ritel seri ST012 diperkirakan akan meluncur setelah Lebaran. Jika sesuai jadwal, maka ST012 akan meluncur pada 26 April-29 Mei 2024 (tentatif).
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan, jika berkaca pada penerbitan SBN ritel sebelumnya, ditambah dengan meningkatnya literasi dan minat masyarakat, maka BCA optimistis ST012 akan diminati masyarakat.
Menurutnya, ST012 memiliki berbagai keunggulan seperti jenis imbalan floating with floor, sehingga investor akan menikmati imbalan yang dapat berubah sesuai dengan tingkat suku bunga acuan, namun tidak akan lebih rendah dari saat pertama kali terbit. Hal itu menjadikan ST012 pilihan menarik di tengah tren perubahan suku bunga.
"Selain itu, masyarakat dapat menikmati berbagai kemudahan melalui BCA, yakni bebas biaya pembukaan rekening efek hingga penyimpanan dan transfer imbalan. Maka, kami melihat untuk penjualan ST012 akan diterima dengan baik oleh masyarakat," ujar Hera kepada Bisnis, dikutip Selasa (16/4/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, pada SBN ritel seri sebelumnya, yakni Sukuk Ritel seri SR020 yang meluncur pada 1 Maret hingga 27 Maret 2024 juga mendapatkan antusiasme yang tinggi dari investor.
Baca Juga
Menurut Hera, pada momentum bulan Ramadan lalu, BCA melihat animo yang cukup tinggi dari masyarakat terhadap SR020. Alhasil, hingga akhir masa penjualan pada Senin (27/3/2024), jumlah pemesanan SR020 di BCA telah mencapai lebih dari Rp5 triliun dengan komposisi lebih dari 80% pada tenor 3 tahun.
"Hal ini sejalan dengan penerbitan SBN Ritel sebelumnya, di mana tenor lebih pendek lebih diminati," pungkas Hera.
Senada, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, pemerintah cukup optimistis bahwa minat investor ritel domestik terhadap SBN ritel selanjutnya pada tahun ini masih tinggi.
"Untuk ST012 tentunya masih sangat optimis. Waktu peluncurannya InsyaAllah akhir April," ujar Dwi saat dihubungi Bisnis, belum lama ini.
Lebih lanjut dia mengatakan, dari sisi pemerintah, perkembangan kebutuhan pembiayaan dan kondisi pasar, baik global maupun domestik yang berdampak terhadap pergerakan yield SBN, tetap menjadi faktor utama yang menjadi perhatian pemerintah.
"Demikian juga dari sisi investor yang melihat perkembangan pasar untuk mempertimbangkan faktor risiko investasi ke depannya," jelas Dwi.