Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dijadwalkan akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun buku 2023 setelah Lebaran 2024.
Dilansir dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia Rabu (10/4/2024), Bukit Asam akan menggelar RUPS tahun buku 2023 pada 8 Mei 2024. Pemanggilan telah dilakukan pada 16 April 2024.
Adapun, pemegang saham yang berhak hadir dan memberikan suara dalam RUPS yakni yang terdaftar per Jumat (5/4/2024).
Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail sebelumnya menjelaskan bahwa gambaran pembagian dividen untuk pemegang saham PTBA dapat dilihat secara historis. PTBA menurutnya tidak pernah absen memberikan dividen ke pemegang sahamnya.
Arsal melanjutkan, keputusan besaran dividen PTBA ada di tangan pemerintah. Dengan data historis tersebut, pihaknya berharap PTBA selalu memperhatikan atau mendengarkan apa yang diharapkan dari pemegang saham.
"Dividen ini memang keputusannya ada di ranah pemegang saham. Kami enggak bisa memutuskan berapa persen," kata Arsal dalam konferensi pers kinerja tahun 2023 PTBA, di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Baca Juga
Pada tahun buku 2022 dengan kondisi harga batu bara yang naik tinggi, PTBA membagikan dividen terbesar selama 5 tahun terakhir sejumlah Rp7,9 triliun atau Rp688,52 per saham. Dividend payout ratio PTBA pun sebesar 100% pada tahun lalu.
Dengan peningkatan drastis tersebut, dividend yield PTBA pada 2022 juga melonjak tajam menjadi 24,24%. Dividend yield ini menjadi dividend yield terbesar PTBA sejak 2020.
Bukit Asam membukukan pendapatan senilai Rp38,49 triliun pada 2023 berada di atas estimasi pasar analis di Rp38,38 triliun. Namun, pencapaian itu turun 9,8% secara year-on-year (yoy).
Selain dari sisi top line, realisasi laba bersih PTBA senilai Rp6,1 triliun mampu melewati estimasi analis di Rp5,37 triliun. Akan tetapi, realisasi itu mencerminkan koreksi 51% secara tahunan.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Analis PT Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo mengatakan PTBA kemungkinan sulit mengulang catatan pembagian dividen pada tahun ini. Kendati demikian, pihaknya memprediksi perseroan akan tetap mempertahankan DPR tinggi untuk periode 2024.
“Kami masih mengharapkan kebijakan pembayaran dividen perusahaan yang tinggi [sekitar 60%] kemungkinan besar akan tetap ada,” jelasnya dalam riset bertajuk Equity Market Outlook 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.