Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah masih berisiko melemah terhadap dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin (25/3/2024). Dolar AS menguat berkat sentimen The Fed yang lebih hawkish.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan hari ini mata uang rupiah diprediksi fluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp15.770 hingga Rp15.850 per dolar as.
Pada akhir pekan Jumat (22/3/2024), mata uang rupiah parkir melemah 0,73% atau 114,5 poin ke level Rp15.783 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau naik 0,28% ke posisi 104,3
Mata uang kawasan Asia lainnya terpantau melemah terhadap dolar AS sore ini, misalnya dolar Singapura turun 0,32%, dolar Taiwan melemah 0,31%, won Korea ambles 1,21%, yuan China melemah 0,40%.
Selanjutnya, ringgit Malaysia turun 0,49%, baht Thailand melemah 0,29%, dan peso Filipina melemah 0,44%. Hanya yen Jepang dan dolar Hongkong yang masih kebal terhadap dolar AS masing-masing menguat 0,13% dan 0,04%.
Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat pada level tertingginya dalam 3 minggu karena penurunan suku bunga Swiss National Bank (SNB) membayangi prospek The Fed. Kedua indikator dolar melonjak pada Kamis setelah SNB secara tak terduga memangkas suku bunga 25 bps ke level 1,50%.
Baca Juga
Lebih lanjut dia mengatakan, penentu suku bunga Bank of England (BoE) memberikan suara 8-1 untuk mempertahankan biaya pinjaman pada level tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5,25% karena dua pejabat yang sebelumnya menyerukan suku bunga lebih tinggi mengubah sikap mereka.
Sementara itu, Bank Sentral AS The Fed secara tajam meningkatkan prospek pertumbuhannya pada 2024. Meskipun bank sentral diperkirakan masih akan mulai menurunkan suku bunga pada Juni 2024, sikapnya yang relatif hawkish, dibandingkan dengan bank sentral lainnya, diperkirakan akan menguntungkan dolar AS.
Di lain sisi, katanya, para pejabat tinggi People's Bank of China (PBOC) mengisyaratkan bahwa mereka masih memiliki lebih banyak ruang untuk memotong rasio persyaratan cadangan bank, yang akan membuka lebih banyak likuiditas dalam perekonomian.
"Namun langkah seperti itu menjadi pertanda buruk bagi perekonomian China dan adanya potensi sanksi AS yang lebih besar," ujar Ibrahim dalam riset Jumat (22/3/2024).
Sementara itu dari sentimen dalam negeri, kegiatan investasi pasca-Pemilu 2024 sudah mulai meningkat dan investor sudah tak lagi wait and see, terutama pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai suatu kegiatan ekonomi, kegiatan bisnis yang terus meningkat, dan penjualan mulai tinggi.
Selain itu, Ibrahim mengatakan sektor ekspor yang berkaitan dengan hilirisasi maupun minerba juga terus meningkat. Sehingga, pertumbuhan ekonomi 2024 diyakini masih di rentang 4,7%-5,5% atau titik tengahnya di 5,1%.
Simak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini secara live.
Pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 16,5 poin aau 0,10% ke level 15.799,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,11% ke level 104,316.
Pukul 14.20 WIB, rupiah turun 22,5 poin atau 0,14% ke level 15.805,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,06% ke level 104,364.
Rupiah melemah 3 poin atau 0,02% menjadi Rp15.786 per dolar AS pukul 10.30 WIB
Indeks dolar AS melemah 0,12% ke level 104,309.