Bisnis.com, JAKARTA - PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang dinakhodai Garibaldi Thohir fokus mengembangkan sederet proyek jumbo di sektor kelistrikan, terutama sektor energi baru dan terbarukan (EBT).
Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro menyampaikan Grup Adaro mengembangkan sektor EBT sesuai salah satu pilar bisnis, yakni Adaro Green. Saat ini, ADRO memiliki sejumlah proyek yang sedang berjalan.
"Kami tetap mencari potensi [proyek EBT]. Namun, saat ini fokus utama kami ekskusi proyek sesuai pipeline," paparnya di Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Proyek terbesar yang sedang dijalankan Adaro ialah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Mentarang Induk berkapasitas 1.375 MW. Dharma menyampaikan saat ini Adaro sudah melakukan konstruksi, dan tahapan perjanjian pembelian tenaga listrik (Power Purchase Agreement/ PPA) sedang dalam proses.
"PLTA 1,3 GW sudah mulai konstruksi, untuk PPA masih proses," imbuhnya.
PLTA Mentarang Induk milik PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN) merupakan PLTA terbesar di Indonesia. Perkiraan nilai investasi US$2,6 miliar atau sekitar Rp40,3 triliun (estimasi kurs Rp15.500 per dolar AS). Nantinya, PLTA akan memasok listrik 9 Terawatt jam (TWh) per tahun.
Baca Juga
PLTA Mentarang Induk nantinya akan mensuplai pasokan listrik untuk Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara. PLTA Mentarang Induk akan menjadi bangunan bendungan Concrete Face Rockfill Dam (CFRD) kedua tertinggi di dunia dengan tinggi 235 meter dan panjang 815 meter, serta berpotensi membuka peluang kerja kerja bagi lebih dari 5.000 tenaga kerja.
Adapun, PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN) merupakan perusahaan holding penanaman modal dalam negeri dan asing yang dimiliki oleh PT Kayan Patria Pratama (25%), Sarawak Energy Berhad (25%), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (50%).
Pengembangan PLTA Mentarang Induk seiring dengan pembangunan smelter aluminium Adaro Minerals berkapasitas 1,5 juta ton. Untuk pengembangan tahap pertama, diharapkan smelter dapat memproduksi 500.000 ton per tahun pada 2025.
Selain itu, Adaro juga mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) atau tenaga angin di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dengan daya 70 megawatt (MW) dengan sistem penyimpanan energi baterai 10 MWh. Proyek ini merupakan konsorsium yang terdiri dari Total Eren, PT Adaro Clean Energy Indonesia, dan PT PJBI (anak perusahaan PLN).
Dharma menyampaikan financial close proyek PLTB diharapkan rampung pada kuartal IV/2024. Adapun, operasi komersial (COD) diperkirakan pada kuartal II/2026.
"PLTB ini proyek menarik, karena Adaro baru masuk di situ," imbuhnya.
Adaro, sambung Dharma, juga mempertimbangkan menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Kelanis di Kalimantan Tengah. Diperkirakan tambahan daya PLTS tersebut mencapai 7 MW.
Sebelumnya ADRO sudah mengoperasikan PLTS Kelanis sebagai PLTS terapung kedua terbesar di Indonesia dengan estimasi produksi listrik sekitar 618.000 kWh.