Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham properti diperkirakan masih tertekan seiring dengan adanya sejumlah sentimen negatif terkait dengan prospek suku bunga acuan The Fed.
Beberapa waktu lalu, Amerika Serikat (AS) mencatat inflasi indeks harga produsen pada Februari 2024 mencapai 1,6% year-on-year (YoY). Realisasi tersebut jauh melampaui ekspektasi konsensus yang bertengger pada level 1,1% YoY.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, mengatakan kenaikan inflasi telah menurunkan ekspektasi pasar atas prospek pemangkasan suku bunga The Fed. Alhasil, probabilitas pemangkasan suku bunga kian menciut.
“Probabilitas terjadinya pemangkasan suku bunga pada pertemuan the Fed kali ini masih kecil terjadi, dengan sebesar 58% baru akan terjadi pemangkasan 25 basis poin [bps] pada pertemuan Juni 2024,” ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Rabu (20/3/2024).
Selain itu, dia juga memandang sektor properti juga tidak akan terdorong oleh rilis suku bunga Bank Indonesia alias BI rate yang diperkirakan masih mempertahankan level 6%.
Kondisi tersebut, kata Audi, akan membuat indeks saham properti cenderung tertekan hingga terjadinya pemangkasan suku bunga. Meskipun, proyeksi pemangkasan suku bunga diperkirakan tidak mencapai 100 bps hingga akhir tahun ini.
Baca Juga
“Meski demikian, dengan adanya insentif PPN [Pajak Pertambahan Nilai] dari pemerintah hingga akhir tahun ini akan menjadi penopang penjualan,” kata Audi.
Pada perdagangan Rabu (20/3), indeks properti ditutup melemah 0,22% atau 1,46 poin menuju 674,95. Angka ini juga mencerminkan pelemahan sebesar 5,49% sepanjang tahun berjalan.
Di tengah kondisi tersebut, Audi menyematkan rekomendasi beli untuk dua saham di sektor properti yakni PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE). Masing-masing memiliki target harga Rp1.450 dan Rp1.370 per lembar.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.