Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memproyeksikan total dana segar yang diraih dari rights issue mencapai Rp9,2 triliun.
Aksi tambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue ini merupakan pintu masuk Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp6 triliun. Dalam aksi ini, WIKA akan menawarkan 92,23 miliar saham baru seri B.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menuturkan bahwa berdasarkan Undang-undang No. 9/2023 terkait APBN 2024 yang telah disepakati, WIKA meraih suntikan modal dari pemerintah sebesar Rp6 triliun yang akan cair pada kuartal I/2024.
“Dari target hasil rights issue Rp6 triliun, porsi pemerintah sebesar 65% dan publik 35%, sehingga secara total target rights issue adalah Rp9,2 triliun,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Agung menjelaskan dana tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan beberapa proyek strategis nasional (PSN), serta menuntaskan sejumlah proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang diperkirakan rampung pada 2024-2025.
Selain merampungkan sejumlah proyek strategis, dana rights issue bakal digunakan WIKA untuk memperkuat struktur permodalan, meningkatkan kinerja, serta memperbaiki kondisi keuangan.
Baca Juga
Di sisi lain, Agung menyatakan ada beberapa hal yang menjadi fokus WIKA dalam proses rights issue. Salah satunya, perkiraan terkait rendahnya partisipasi publik dalam aksi tersebut lantaran kondisi keuangan perseroan yang kurang baik.
“Kami melakukan non-deal roadshow [NDR] ke beberapa pihak agar porsi publik bisa diserap. Kedua, waktu pelaksanaan rights issue maupun PMN yang sangat ketat pada kuartal I/2024, sehingga kami selalu berkoordinasi dengan para stakeholder,” ucapnya.
Berdasarkan materi yang dipaparkan, WIKA juga berencana menawarkan saham melalui program Management Stock Option Plan (MSOP) kepada subkontraktor.
Saat ini, rights issue WIKA telah masuk pada tahap registrasi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Harapannya, pernyataan efektif dari OJK terbit pada 28 Maret. WIKA juga menunggu penandatanganan PP PMN yang diperkirakan selesai pada 21 Maret 2024.
“Penerbitan PMN kami harapkan minggu ini keluar, setelah itu kami baru bisa efektif dengan OJK dan penerimaan dana PMN bisa terlaksana pada April,” kata Agung.
--------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.