Bisnis.com, JAKARTA – Wall Street melandai pada Kamis dini hari, (14/3/2024) karena investor mengambil keuntungan dari saham Nvidia dan pembuat chip lainnya dan petunjuk lebih lanjut mengenai inflasi menjelang pertemuan Federal Reserve minggu depan.
S&P 500 (.SPX), kehilangan 9,66 poin, atau 0,19%, berakhir pada 5,165.33 poin, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC), kehilangan 85,18 poin, atau 0,52%, menjadi 16,180.46. Dow Jones Industrial Average (.DJI), naik 38,68 poin, atau 0,11%, menjadi 39.046,98.
Indeks semikonduktor (.SOX), turun setelah kenaikan kuat baru-baru ini. Indeks ini naik sekitar 17% sepanjang tahun ini.
Investor menantikan konferensi pengembang GTC pada 18-21 Maret dan pengumuman apa pun terkait kecerdasan buatan.
Intel (INTC.O), sahamnya jatuh, dengan Bloomberg melaporkan bahwa Pentagon telah menarik diri dari rencana untuk menghabiskan sebanyak US$2,5 miliar untuk hibah chip kepada perusahaan tersebut.
Data harga produsen AS Februari yang dirilis pada Jumat dini hari dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai inflasi.
Baca Juga
"Angka terakhir sebenarnya membantu menggarisbawahi tren inflasi yang lebih panas. Jadi ini akan menjadi penting," kata Quincy Krosby, kepala strategi global LPL Financial di Charlotte, North Carolina.
Meskipun bank sentral AS secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah selama pertemuannya, para pedagang melihat peluang 65% untuk penurunan suku bunga pertama pada bulan Juni, menurut CME FedWatch Tool.
Data harga konsumen yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada hari Selasa gagal mengurangi harapan penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Di antara saham-saham yang mengalami penurunan lainnya, Dollar Tree (DLTR.O), merosot setelah jaringan toko diskon tersebut mengatakan akan menutup hampir 1.000 toko dan membukukan kerugian bersih pada kuartal sebelumnya, akibat beban penurunan nilai goodwill sebesar lebih dari $1 miliar.
Saham McDonald's (MCD.N), jatuh setelah kepala keuangannya mengatakan penjualan internasional raksasa makanan cepat saji itu bisa turun secara berurutan pada kuartal ini, tertekan oleh konflik Timur Tengah dan lemahnya permintaan di Tiongkok.