Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat, Jauhi Level Rp15.600 per Dolar AS

Rupiah menguat ke level Rp15.590 pada perdagangan hari ini, Jumat (8/3/2024). Mata uang Garuda menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.590 pada perdagangan hari ini, Jumat (8/3/2024). Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,41% ke Rp15.590 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,05% ke 102,87.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang naik 0,07%, dolar Singapura naik 0,03%, dolar Taiwan naik 0,38%, won Korea Selatan naik 0,84%, dan peso Filipina naik 0,45%.

Kemudian rupee India naik 0,05%, yuan China melemah 0,02%, ringgit Malaysia naik 0,31%, dan baht Thailand naik 0,21%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen datang dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang menetapkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni. Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga menyampaikan hal serupa mengenai jalur suku bunga AS.

Imbal hasil Treasury AS bertenor dua tahun, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, turun ke level terendah satu bulan di 4,499% pada hari Jumat karena para trader menambah spekulasi penurunan suku bunga Fed dalam waktu dekat.

Ibrahim melanjutkan, fokus saat ini beralih ke laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga AS, terutama setelah laporan pekerjaan pada bulan Januari yang mengejutkan pasar.

Data pasar tenaga kerja pada hari Jumat dirilis menjelang pembacaan inflasi AS minggu depan.

Dari dalam negeri, sentimen datang dari kenaikan harga bahan pokok yang bergerak naik. Menjelang bulan Ramadan, kata Ibrahim, harga beras serta pangan lain seperti telur, minyak goreng, daging, bawang, dan cabai ikut melompat.

Gejolak harga pangan ini pun diwanti-wanti oleh Bank Indonesia. Pasalnya, tingkat kenaikan inflasi harga pangan sudah melebihi tingkat kenaikan upah minimum regional (UMR) dan kenaikan gaji PNS.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi harga pangan setahun terakhir mencapai 8,47%. Sementara gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) rata-rata kenaikan gaji PNS dalam 5 tahun terakhir hanya 6,5%. Dan untuk UMR, naiknya hanya kurang dari 5% dari 2020-2024.

Adapun untuk perdagangan Senin pekan depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp15.540-Rp15.630 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper