Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi beruntun selama beberapa hari terakhir. Padahal, bulan Maret 2024 diwarnai dengan sejumlah emiten bank jumbo yang bersiap membagikan dividen.
IHSG terpantau melemah 0,40% atau 29,28 poin menjadi 7.247,46 pada akhir perdagangan Selasa, (5/3/2024). Sepanjang sesi, indeks komposit bergerak di rentang 7.238-7.305.
Adapun, IHSG terpantau parkir di zona merah selama 4 hari beruntun sejak 29 Februari 2024-5 Maret 2024. Secara year-to-date (ytd), IHSG juga melemah 0,35%.
Di lain sisi, sejak awal Maret, sejumlah emiten perbankan jumbo mengumumkan bersiap membagikan dividen. Misalnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) telah memutuskan untuk memanfaatkan 80% laba tahun buku 2023 atau sebesar Rp48,1 triliun untuk dividen tunai.
Selain itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga akan menebar dividen Rp10,45 triliun atau Rp280,49 per saham, dengan rasio 50% dari laba bersih 2023. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dijadwalkan akan menggelar RUPST bulan ini pada Kamis, 14 Maret 2024.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, untuk pembagian dividen akan memberikan efek positif untuk IHSG, namun hal itu hanya berlaku dalam jangka pendek hingga menengah saja.
Baca Juga
"Ditambah untuk dividen sendiri belum ada jadwalnya. Saat ini level support IHSG berada di 7.197 dan resisten di 7.328," ujar Herditya kepada Bisnis, Selasa (5/3/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, di sisi lain pergerakan IHSG diprediksi masih dipengaruhi oleh sentimen global. Menurutnya Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) tampaknya masih mempertahankan suku bunganya di rentang 5,25%-5,5%, demikian pula Bank Indonsia (BI) yang juga masih mempertahankan BI Rate di level 6%.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata menambahkan, level support IHSG berada dalam situasi cukup genting, karena saat ini ditutup di posisi terendah dalam 2 minggu, semakin kritis menguji support lower channel dan telah menyentuh MA50 pada titik rendah 7.260.
"Kami perlu mengingatkan kembali para investor atau trader untuk bersiap-siap kurangi posisi manakala konsolidasi terus berlanjut. Karena IHSG berpotensi mengubah tren naik yang telah berlangsung sejak bottom November ini, menjadi trend sideways dengan support berikut di jajaran 7.140-7.100," ujar Liza kepada Bisnis.
Menurutnya, sentimen pemberat bagi pasar adalah posisi nilai tukar rupiah yang semakin melemah lawan dolar AS. Rupiah pada Selasa (5/3) bertengger di level Rp15.771 per dolar AS akibat arus keluar dana asing sepekan terakhir yang lumayan besar senilai Rp3,03 triliun di semua pasar.
"Untuk jangka pendek sepertinya rupiah masih ada potensi pelemahan terbatas sampai Rp15.800 per dolar AS, hingga ke level tertinggi sebelumnya Rp15.848," pungkas Liza.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.