Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten BUMN konstruksi PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mulai memasuki fase menanjak, setelah perseroan mampu mencetak laba bersih sebesar Rp481,36 miliar sepanjang 2023 atau tumbuh 77,17% secara tahunan.
Menyitir data RTI Business, saham PTPP ditutup menguat 10,39% menuju leve Rp510 pada perdagangan hari ini, Selasa (5/3/2024). Posisi tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 19,16% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD) dan 26,24% dalam sebulan terakhir.
“Secara teknikal, kami mencermati pergerakan saham PTPP sedang berada di awal fase uptrend dalam jangka pendek dan disertai dengan munculnya volume pembelian,” ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana kepada Bisnis, Selasa (5/3/2024).
Sementara itu, dari indikator lain, Herditya menyampaikan bahwa Moving Average Convergence Divergence (MACD) memperlihatkan peluang golden cross di area positif. Adapun Stochastic juga memiliki peluang golden cross di area netral.
MNC Sekuritas menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham PTPP dengan support berada pada level 486, sementara level resistansi di angka 545.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2023, PTPP membukukan pendapatan sebesar Rp19,99 atau meningkat 5,67% YoY dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp18,92 triliun.
Baca Juga
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan PTPP juga membengkak 8,41% year-on-year (YoY) menjadi Rp17,61 triliun. Alhasil, perseroan mengakumulasikan laba kotor sebesar Rp2,38 triliun atau menurun sebesar 10,98% YoY.
Meski demikian, setelah dikurangi berbagai macam beban yang dapat diefisiensikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp481,36. Laba tahun berjalan ini melonjak 77,17% dibandingkan periode 2022 yang sebesar Rp271,69 miliar.
Di sisi lain, PTPP diketahui memperoleh raihan kontrak baru sebesar Rp31,67 triliun hingga akhir Desember 2023. Capaian tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,54% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni Rp31,19 triliun.
Berdasarkan jenis pekerjaannya, perolehan kontrak baru tertinggi diperoleh dari sektor jalan dan jembatan sebesar 34,64%, gedung sebesar 31,71%, dan perkeretaapian sebesar 11,22%.
Selain itu, bandara mencapai 7,21%, pelabuhan 4,81%, bendungan 4,44%, industri sebesar 3,44%, irigasi mencapai 1,25%, power plant sebesar 0,65% dan minyak & gas sebesar 0,63%.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.