Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan melanjutkan penguatan pada kuartal II/2024 ditopang oleh momentum Ramadan penetapan hasil real count Pemilu 2024.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan secara historis dalam 15 tahun terakhir, IHSG berada di teritori positif saat periode Maret-April. IHSG tahun ini juga akan semakin terapresiasi dengan adanya momentum lebaran.
“Memang IHSG ini cenderung menguat, jadi nanti kalau misalkan kita menghadapi bulan suci Ramadan maupun juga periode lebaran, IHSG bisa terapresiasi,” kata Nafan kepada Bisnis, Sabtu (2/3/2024).
Sentimen positif datang dari adanya peningkatan daya beli masyarakat yang berhubungan dengan momentum tersebut. Nafan menjelaskan pula, kinerja GDP Indonesia juga cenderung lebih besar pada kuartal II dibandingkan dengan kuartal I. Kemudian, inflasi Indonesia juga disebut masih stabil meski diprediksi akan naik di rentang 2,5% plus minus 1%.
Selain itu, KPU yang akan menetapkan pemenang dari real count pada 20 Maret mendatang juga akan menjadi sentimen positif. Hal tersebut akan membuat kepastian bagi para pelaku pasar.
Nafan menyebutkan ekspektasi pasar soal kebijakan suku bunga The Fed juga akan mendorong IHSG di posisi hijau. Potensi penurunan suku bunga pada semester II/2024 masih terbuka lebar.
Baca Juga
Sepanjang kuartal II/2024, sektor yang menarik untuk dicermati adalah finansial, konsumer siklikal dan non siklikal, energi, transportasi, healthcare, dan industrial. Sementara sektor yang dihindari adalah teknologi dan basic materials.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan Jumat (1/3/2024), IHSG ditutup melemah 0,06% ke posisi 7.311. IHSG masih membukukan return positif sebesar 0,54% secara year to date. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.739,76 triliun.
Kemudian net buy asing tercatat sebesar Rp19,08 triliun dengan rincian net buy asing pasar reguler sebesar Rp13,04 triliun dengan net buy pasar negosiasi dan tunai Rp5,40 triliun.
_____________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.