Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) menurun pada perdagangan sepekan 26 Februari-1 Maret 2024 seiring dengan terkoreksinya aktivitas transaksi saham.
Data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) sepekan ini cenderung menurunan. Kapitalisasi pasar sepekan ini terkoreksi 0,27% menjadi Rp11.572 triliun dari Rp11.603 triliun pada pekan sebelumnya.
IHSG juga turun 0,55% ke level 7.295,095 dari 7.335,454 pada penutupan pekan yang lalu. Kemudian, frekuensi transaksi harian selama sepekan melemah 2,01% menjadi 1,269 juta kali transaksi dari 1,295 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
"Rata-rata volume transaksi harian selama sepekan menurun 13,08% menjadi 15,41 miliar lembar saham dari 17,72 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian BEI juga turun 26,56% menjadi Rp10,15 triliun dari Rp13,82 triliun pada pekan sebelumnya," dikutip dari siaran pers BEI.
Pergerakan investor asing pada pada Jumat (1/3/2024) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp388,4 miliar. Sepanjang tahun 2024 investor asing masih mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp18,05 triliun.
Pada Senin (26/2), perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka oleh PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) dan Yayasan Puteri Indonesia dalam rangka pembekalan literasi finansial untuk 45 finalis Puteri Indonesia 2024.
Baca Juga
Kemudian pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap V Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Merdeka Copper Gold (MDKA) mulai dicatatkan di BEI dengan nominal Rp1,5 triliun.
Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia untuk Obligasi adalah idA+ (Single A Plus). Bertindak sebagai Wali Amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pada Selasa (27/2/2024), PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) melakukan pencatatan perdana saham di Papan Pengembangan BEI. VISI merupakan perusahaan ke-19 yang tercatat di BEI pada tahun 2024 dan bergerak pada sektor perindustrian dengan sub industri peralatan kantor. Dengan tercatatnya VISI, jumlah perusahaan tercatat di BEI adalah sebanyak 921.
Kemudian pada Rabu (28/2/2024), Obligasi Berkelanjutan I Pyridam Farma Tahap III Tahun 2024 (PYFA01CN3) dicatatkan di BEI dengan nilai nominal Rp400 miliar dan jangka waktu dua tahun. Hasil pemeringkatan dari PT Kredit Rating Indonesia untuk obligasi adalah idBBB+ (Triple B+). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 15 emisi dari 14 emiten senilai Rp15,28 triliun. Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 549 emisi dengan nominal outstanding sebesar Rp467,34 triliun dan USD32,362 juta, diterbitkan oleh 128 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nominal Rp5.810,39 triliun dan USD502,10 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp3,25 triliun.