Bisnis.com, BANDUNG — Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) menilai laba atau bottom line yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur lebih stabil dibandingkan petrokimia.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat TPIA, Suryandi mengatakan bisnis infrastruktur tersebut akan memperkuat kinerja laba dari perseroan secara konsolidasi lantaran model bisnisnya yang lebih stabil.
Meski demikian, dia menegaskan bisnis infrastruktur yang akan dijalankan oleh PT Chandra Daya Investasi (CDI) selaku entitas anak masih berkaitan dengan bisnis yang dijalankan oleh TPIA seperti infrastruktur jetty, listrik, hingga air yang akan mendukung industri kimia.
“Tentu saja bottomline [infrastruktur] lebih stabil dibanding petrokimia yang fluktuatif. Secara konsolidasi memperkuat bottomline Chandra Asri, tapi bukan infrastruktur yang tidak berkaitan dengan perseroan,” katanya di Bandung, Kamis (29/2/2024).
CDI tercatat mengelola salah satu dari dua Pembangkit Listrik Siklus Gabungan turbin gas di Indonesia. Kemudian, CDI juga memiliki perusahaan patungan pembangkit listrik ramah lingkungan berkapasitas 200 MW dengan Posco International.
Selain itu, CDI memiliki jasa penyewaan tangki perantara serta pengelolaan dermaga terintegrasi yang berbasis di kawasan industri terkemuka di Jawa.
Baca Juga
TPIA bahkan sudah mengantongi investasi senilai US$194 juta setara Rp3 triliun dari produsen energi asal Thailand, Electric Generating Plc Ltd atau EGCO Group.
Melalui investasi ini, EGCO akan mengakuisisi 30% saham anak usaha TPIA, yakni PT Chandra Daya Investasi (CDI). Adapun CDI merupakan entitas TPIA yang fokus pada solusi infrastruktur.
TPIA akan berupaya mempertahankan kepemilikan mayoritas atau 70% saham di CDI, sedangkan hasil dari penjualan saham CDI akan digunakan untuk pengembangan bisnis infrastruktur TPIA dan EGCO, yang meliputi energi, air dan fasilitas pelabuhan.