Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi Indonesia diprediksi masih memiliki prospek cerah, seiring dengan peluncuran Sukuk Ritel (SR) seri SR020 besok, 1 Maret 2024 hingga 27 Maret 2024.
Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) akan meluncurkan SR020 dalam dua seri, yaitu SR020-T3 tenor tiga tahun dengan kupon 6,3% dan SR020-T5 tenor lima tahun memiliki kupon 6,4% per tahun.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan, narasi pemangkasan suku bunga The Fed pada semester II/2024 berpotensi menurunkan imbal hasil obligasi AS atau yield US Treasury dan mendongkrak harga obligasi.
"Yield US Treasury tenor 10 tahun saat ini berada di level 4,23%, lebih rendah dari puncaknya di tahun 2023 sebesar 5% yang menjadi level tertinggi sejak krisis subprime mortgage pada 2007," ujar Ratih dalam keterangannya, dikutip Kamis, (29/2/2024).
Menurutnya, penurunan yield US Treasury tersebut turut berdampak positif bagi kenaikan harga obligasi domestik. Alhasil, investor dapat memanfaatkan potensi kenaikan harga obligasi tersebut di pasar sekunder.
Perlu diketahui, SR020-T3 akan jatuh tempo pada 10 Maret 2027, sedangkan SR020-T5 jatuh tempo pada 10 Maret 2029. Minimal pemesanan dari kedua seri sebesar Rp1 juta, sedangkan maksimum pemesanan SR020-T3 sebesar Rp5 miliar, sedangkan SR020-T5 senilai Rp10 miliar.
Baca Juga
Tanggal setelmen SR020 akan jatuh pada 3 April 2024, sedangkan tanggal pembayaran kupon pertama dilaksanakan pada 10 Mei 2024 dan pada tanggal 10 setiap bulannya.
SR020 bersifat tanpa warkat dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder dengan minimum holding period selama tiga kali pembayaran kupon. Artinya, SR020 dapat diperdagangkan mulai tanggal 11 Juli 2024 atau setelah berakhirnya minimum holding period.
Adapun, aset dasar atau underlying asset SR020 yaitu barang milik negara (BMN) dan proyek atau kegiatan kementerian/lembaga pada APBN 2024.
Selain obligasi ritel, pasar obligasi pemerintah juga prospektif, hal itu tecermin dari DJPPR Kemenkeu yang memenangkan lelang Surat Utang Negara (SUN) Rp24 triliun dari total penawaran masuk Rp61,04 triliun pada lelang Selasa (27/2/2024).
DJPPR Kemenkeu melaporkan minat investor pada lelang SUN pekan ini kembali meningkat dengan total incoming bids menjadi Rp61,04 triliun dari Rp52,63 triliun pada lelang SUN sebelumnya.
Solidnya indikator perekonomian domestik seperti stabilnya BI rate, positifnya kinerja APBN awal tahun ini, serta naiknya pertumbuhan kredit dan likuiditas uang beredar menjadi katalis positif yang cukup mampu meredam isu kebijakan suku bunga The Fed yang tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Sebagai tambahan informasi, saat ini Ajaib telah menyediakan 25 jenis Obligasi pemerintah, termasuk FR0077 dengan tingkat kupon 8,125% dan FR0080 dengan tingkat kupon 7,5%.
------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.