Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riwayat Pembagian Dividen Vale (INCO) Jelang Saham Mind Id jadi 34%

Dalam 5 tahun terakhir, di bawah kendali Vale Kanada, dividen saham Vale (INCO) hanya diberikan sebanyak 2 kali.
Penandatanganan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) disaksikan oleh  Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo.
Penandatanganan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) disaksikan oleh  Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo.

Bisnis.com, JAKARTA - Kepemilikan saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) oleh MIND ID akan bertambah menjadi 34% seiring dengan kesepakatan divestasi. Porsi saham milik MIND ID akan menjadi yang terbesar di antara pemegang saham lainnya termasuk Vale Canada Limited sebagai pengendali. 

Kementerian BUMN mengatakan setelah penandatanganan persetujuan divestasi 14% saham INCO ke MIND ID, maka MIND ID secara bersama-sama akan mengendalikan INCO bersama VCL. 

Setelah transaksi selesai, MIND ID akan memegang sekitar 34% saham yang diterbitkan INCO, menjadikannya pemegang saham terbesar dalam perusahaan tersebut. VCL dan SMM masing-masing akan memegang 33,9% dan 11,5%. Sekitar 20,6% akan tetap dimiliki oleh masyarakat umum di Bursa Efek Indonesia.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan terdapat potensi pembagian dividen yang lebih stabil dengan MIND ID sebagai pengendali. 

“Buat dividen sendiri kami nilai dengan status MIND ID sebagai key holders INCO yang baru membuat potensi pembagian dividen INCO ke depannya akan semakin stabil,” kata Miftahul kepada Bisnis, baru-baru ini. 

Lebih lanjut potensi dividen juga akan ditopang oleh posisi kas INCO yang cukup besar di mana sepanjang 2023 komposisi cash INCO sebesar 24% dari total asetnya yang membuat  sisi likuiditas INCO cukup baik. 

Berdasarkan catatan Bisnis, dalam 5 tahun buku terakhir, INCO hanya membagikan dividen pada tahun buku 2020 dan 2022. Dividen pada 2020 adalah dividen pertama sejak INCO puasa dividen sejak 2014 lalu. 

Pada tahun buku 2022, INCO membagikan dividen senilai US$60,12 juta atau setara dengan Rp890,38 miliar, alhasil dividen per saham adalah sebesar Rp89,6. Adapun dividen ini memiliki rasio 30% dari laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$200,4 juta. 

Kemudian, pada tahun buku 2021, INCO memutuskan tidak membagikan keuntungan kepada pemegang saham. 

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2021 menyetujui absen membagikan dividen dengan pertimbangan kebutuhan belanja modal untuk 3 proyek berjalan di Bahodopi, Pomalaa dan Sorowako, serta modal kerja INCO di tahun-tahun yang akan datang. 

Lebih jauh lagi, untuk tahun buku 2020 INCO menyetujui pembagian dividen sebanyak US$33 juta sebagai dividen. Dividen tersebut memiliki rasio 40% dari laba bersih tahun 2020 sebesar US$ 82,82 juta. 

Dividen 2020 menjadi yang pertama dalam 6 tahun terakhir. Untuk diketahui, INCO terakhir kali menebar pemanis bagi investor untuk kinerja tahun buku 2014. Sejak saat itu, perseroan belum pernah membagikan dividen lagi.

Seperti yang diketahui, INCO membukukan pendapatan US$1,23 miliar atau setara Rp19,23 triliun (estimasi kurs Rp15.611). Perolehan ini naik 4,48% dibandingkan capaian 2022 (year-on-year/YoY) sebesar US$1,17 miliar. 

Perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 2,24% YoY dari US$865,88 juta menjadi US$885,24 juta. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya bahan bakar minyak dan pelumas dari US$180,16 juta ke US$203,89 juta. Dengan demikian, laba bruto yang diakumulasikan INCO sepanjang 2023 mencapai US$347,02 juta. Capaian ini bertumbuh 10,67% YoY dari sebelumnya US$313,56 juta. 

Setelah diakumulasikan dengan beban dan pendapatan lainnya, INCO meraih laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$274,33 juta. Laba tersebut mengalami peningkatan 36,89% dibandingkan perolehan 2022.  

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper