Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sawit Grup Salim PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang tahun 2023. Pendapatan LSIP turun menjadi Rp4,19 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp762 miliar pada tahun lalu.
Dalam keterangan resminya, LSIP menyampaikan telah membukukan penjualan sebesar Rp4,19 triliun di 2023, turun 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,58 triliun.
Manajemen LSIP menjelaskan penjualan ini turun seiring turunnya harga jual rata-rata produk sawit, yaitu CPO dan produk palm kernel yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan produk sawit, seiring realisasi persediaan CPO akhir tahun sebelumnya.
LSIP mencatatkan juga mencatatkan penurunan laba kotor 23% menjadi Rp1,15 triliun, dari Rp1,49 triliun secara tahunan atau year on year (yoy).
Turunnya pendapatan dan laba kotor tersebut juga membuat laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk LSIP turun menjadi Rp762 miliar di 2023. Laba bersih ini turun 26% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp1,03 triliun.
Presiden Direktur LSIP Benny Tjoeng menuturkan pada tahun 2023 industri agribisnis menghadapi berbagai tantangan, terutama dampak dari cuaca dan volatilitas harga komoditas.
Baca Juga
"Lonsum tetap berfokus untuk memperkuat posisi keuangan, mengendalikan biaya dan efisiensi, meningkatkan produktivitas, memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur yang penting, serta menjalankan praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan," kata Benny dalam keterangan resminya, Kamis (29/2/2024).
Selain mengumumkan kinerja keuangan, LSIP juga merilis kinerja operasionalnya selama tahun 2023. LSIP mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) inti sebesar 1,18 juta ton atau sama dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, produksi CPO Lonsum turun 4% secara tahunan menjadi 294.000 ton di 2023, dari 306.000 ton di tahun 2022.