Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah Rp15.630 per Dolar AS Hari Ini, Tunggu Data Inflasi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.630 pada perdagangan hari ini, Senin (26/2/2024).
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.630 pada perdagangan hari ini, Senin (26/2/2024). Rupiah melemah bersama mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,21% ke Rp15.630 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,05% ke level 103,88.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang naik 0,05%, dolar Singapura turun 0,09%, dolar Taiwan stagnan, won Korea Selatan turun 0,01%, dan peso Filipina turun 0,31%.

Kemudian rupee India naik 0,09%, yuan China melemah 0,03%, ringgit Malaysia naik 0,01%, dan baht Thailand naik 0,26%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya mengatakan fokus saat ini tertuju pada data indeks harga personal consumption expenditure (PCE) AS, yang merupakan ukuran inflasi The Fed yang akan dirilis akhir pekan ini. Data tersebut diharapkan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai inflasi AS setelah serangkaian data yang sulit untuk Desember dan Januari. 

Beberapa pejabat Fed juga akan menyampaikan pidato pada akhir pekan ini, dan diperkirakan akan mengulangi kembali prospek bank sentral mengenai suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, di tengah kekhawatiran atas tingginya inflasi. 

Selain itu, fokus minggu ini tertuju pada data indeks harga konsumen (CPI) Jepang untuk bulan Januari, yang akan dirilis pada hari Selasa. Angka tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi inti berada dalam kisaran target tahunan Bank of Japan sebesar 2%, sehingga memberikan dorongan yang lebih kecil bagi bank sentral untuk memulai pengetatan kebijakan secara agresif.

Dari dalam negeri, fokus tertuju pada inflasi dengan harga BBM nonsubsidi dan barang pokok yang meningkat. Ibrahim menyebut sekalipun ada kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional, hal ini akan lebih memengaruhi BBM non subsidi yang volume atau konsumsinya terhadap total keseluruhan cenderung terbatas. 

"Sehingga sekalipun ada kenaikan inflasi yang disebabkan oleh harga BBM non subsidi, dampaknya tidak akan signifikan," ujar Ibrahim, Senin (26/2/2024).

Adapun untuk perdagangan besok Selasa (27/2/2024), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetap ditutup melemah di rentang Rp15.620-Rp15.670.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper