Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Astra International Tbk. (ASII) mendapatkan angin segar seiring dengan adanya sentimen positif yaitu pemerintah yang kembali mengguyur insentif untuk mobil listrik.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 8/2024 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mobil listrik yang ditanggung pemerintah atau PPN DTP tahun anggaran 2024.
Pada pasal 3 beleid tersebut, ditentukan bahwa kriteria Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) masih menjadi syarat penerima PPN DTP. Rincian persyaratannya, untuk mobil listrik TKDN paling minimal tercatat sebesar 40%, bus listrik sebesar 40% dan 20%.
Untuk besaran PPN DTP sebagaimana pasal 4, mencapai 10% dari tarif normal 11%. Khusus bus listrik dengan TKDN minimal 20%, hanya mendapatkan PPN DTP sebesar 5%. Masa PPN DTP ini terhitung sejak Januari hingga Desember 2024.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, pemerintah juga berencana memberlakukan insentif untuk mobil hybrid, yang dapat memberikan dampak positif bagi kinerja ASII.
"Karena insentif itu dapat meningkatkan daya beli masyarakat terhadap mobil hybrid, sehingga penjualan mobil hybrid ASII diharapkan akan meningkat," ujar Sukarno kepada Bisnis.com, Kamis (22/2/2024).
Baca Juga
Kendati demikian, angka penjualan mobil ASII pada Januari 2024 justru mengalami penurunan 25,16% secara year-on-year (YoY) menjadi sebanyak 37.984 unit, dibandingkan penjualan pada Januari 2023 sebesar 50.755 unit.
Ditinjau secara bulanan, penjualan mobil ASII turun 20,30% month-to-month (MtM) dibanding penjualan Desember 2023 sebesar 47.659 unit. Angka tersebut didapatkan dari penjualan berbagai merek mobil Astra seperti Toyota, Lexus, Daihatsu, Isuzu, UD trucks, hingga Peugeot.
"Penurunan penjualan mobil ASII karena banyak faktor, bisa terjadi karena persaingan semakin ketat atau perubahan preferensi konsumen, di mana sedikit mulai beralih ke mobil listrik atau hybrid yang lebih hemat bahan bakar," jelasnya.
Alhasil, dengan sentimen tersebut Kiwoom Sekuritas menyebut prospek saham ASII diperkirakan masih tetap positif dalam jangka panjang. Hal itu mengingat secara valuasi saham ASII sudah tergolong undervalued.
"Selain itu dalam jangka pendek ada peluang untuk transisi, sehingga dalam minor trend bisa trading buy dengan target harga dengan teknikal terdekat di Rp5.600 dan support di Rp5.075," jelas Sukarno.
Pada perdagangan Kamis (22/2/2024), saham ASII ditutup naik 0,48% atau 25 poin ke level Rp5.275 per saham. Namun, secara year-to-date (YtD) saham ASII masih terkoreksi 6,64%.
Adapun, saham ASII memiliki Price Earning Ratio (PER) 6,23 kali, dan Price to Book Value (PBV) 1,12 kali. Sedangkan kapitalisasi pasar sebesar Rp213,55 triliun.
Analis NH Korindo Sekuritas Axell Ebenhaezer menambahkan, turunnya penjualan mobil ASII pada Januari 2024 disebabkan karena banyaknya konsumen yang wait and see menunggu hasil Pilpres 2024, dan persetujuan leasing yang kini diperketat.
Sementara itu, dengan adanya kebijakan insentif mobil listrik dari pemerintah berpotensi akan berdampak positif sehingga mendorong penjualan mobil ASII.
"Harga saham ASII sekarang tergolong murah jadi cocok untuk buy, prospek untuk tahun ini cukup bagus karena dengan selesainya Pemilu serta insentif mobil hybrid dan listrik, performa ASII diproyeksi naik," ujar Axell kepada Bisnis.com, Kamis, (22/2/2024).
--
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.