Bisnis.com, JAKARTA - Hasil quick count Pilpres 2024 dengan keunggulan pasangan Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024 berpotensi mendorong IHSG dan sejumlah saham.
Pada Kamis (15/2/2024), IHSG naik 1,46% atau 105,19 poin menjadi 7.314,93 per pukul 09.07 WIB. IHSG bahkan sempat melonjak 2% ke 7.365.
Terpantau 261 saham naik, 122 saham melemah, dan 206 saham stagnan. Saham bank jumbo yang kompak naik mendorong IHSG.
Saham BBRI naik 1,67%, BBCA 2,31%, BMRI 2,14%, dan BBNI 2,98%. Saham big cap lainnya seperti ASII juga naik 0,48%, TLKM naik 0,50%, TPIA naik 5,61%.
Sementara itu, saham-saham terafiliasi pendukung Prabowo-Gibran ikut menguat. PMMP terafiliasi Kaesang Pangarep misalnya melonjak 16,98%. Saham afiliasi Garibaldi Thohir ADRO naik 2,02%, MBMA naik 7,20%, MDKA 2,49%, dan GOTO naik 1,16%.
Edi Chandren, Lead Investment Analyst Stockbit, menyampaikan berbagai hasil quick count Pilpres 2024 menunjukkan bahwa pasangan Prabowo–Gibran memperoleh 57%–59% suara dalam pemilu 2024. Sementara itu, hasil real count KPU pagi ini menunjukkan perolehan paslon tersebut mencapai 56% dari 39,9% suara yang sudah masuk.
Baca Juga
"Meski quick count bukanlah hasil resmi, selisih suara yang besar tersebut menandakan bahwa Pemilu kemungkinan besar akan selesai dalam satu putaran saja, yang berpotensi disambut positif oleh pasar dan mengundang inflow dari investor asing," paparnya dalam publikasi riset.
Sepanjang 2024, net buy investor asing di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp15,67 triliun. Asing terutama menyukai saham bank jumbo BBCA, BBRI, BBNI, BMRI.
Namun, sambung Edi Chandren, harus diingat bahwa dampak dari sentimen positif ini belum tentu berlangsung lama. Oleh karena itu, penting agar investor tetap memperhatikan fundamental dan valuasi dari masing-masing perusahaan.
Saham Potensi Cuan
Beberapa sektor dan saham yang kemungkinan akan mendapat sentimen positif dari kemenangan Prabowo–Gibran adalah saham-saham yang terkait dengan program Prabowo–Gibran, seperti emiten susu ULTJ, CMRY, ICBP, INDF dan kelanjutan IKN PTPP, ADHI, ACST, PANI, PWON.
Saham-saham yang kemungkinan besar akan mendapat inflow dari investor asing seperti bank jumbo. Namun, perlu diingat bahwa big 4 banks sudah mendapat aliran dana asing yang signifikan, dengan net foreign inflow sebesar Rp3,1 triliun pada 1 minggu terakhir dan valuasinya sudah tidak murah.
"Di sisi lain, small-mid cap banks seperti BNGA, BBTN, dan NISP memiliki valuasi yang lebih rendah. Saham big caps lain yang memiliki valuasi lebih murah juga mungkin dapat mendapat aliran dana asing, seperti ASII," jelasnya.
Edi Chandren menambahkan beberapa saham yang pemegang sahamnya dianggap oleh pasar memiliki afiliasi dengan paslon/koalisi Prabowo–Gibran juga kemungkinan akan mendapat sentimen positif, seperti ADRO, ADMR, MDKA, MBMA, TRIM, MARI, ABBA, PMMP, BUMI, ENRG, VKTR, DEWA, dan BRMS.
Sementara itu, analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi menyampaikan kemenagang quick count pasangan Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka menjadi sentimen bagi pasar saham.
Harapan yang muncul dari pelaku pasar cukup positif terhadap kemenangan pasangan urut 02. Nampaknya situasi pemilu yang awalnya akan diprediksikan cenderung membuat market akan wait and see sekaligus ketidakpastian bagi pelaku bisnis mulai menemukan titik terang.
"Transisi mulus kemenangan pasangan urut 02 adalah harapan bagi pembangunan dan situasi kepastian bisnis yang berkelanjutan," paparnya.
Berbicara soal strategi, sambung Leonardo, investor bisa mengambil kesempatan jangka pendek dengan trading di saham-saham yang terafiliasi dengan pasangan 02. Namun, ada beberapa narasi thsis menarik kedepannya yang bisa dipantau sebagai ide trading jangka menengah:
Rekomendasi Saham Efek Prabowo-Gibran
Kepastian Kelanjutan Program IKN
Sektor konstruksi merupakan sektor yang terpukul pasca pandemi. Namun, dengan adanya harapan keberlanjutan IKN, angin segar diharapkan mampu mendongkrak kembali kinerja Konstruksi BUMN seperti PTPP dan ADHI.
Berbicara tentang IKN, saat ini satu saham yang cukup terlupakan adalah sektor semen. Diharapkan, IKN akan mampu mendongkrak kembali emiten semen seperti SMGR ataupun INTP.
Kejelasan Hilirisasi Barang Tambang
Emiten pertambangan, khususnya nikel diharapkan akan memperoleh berkah dari keberlanjutan hilirisasi nikel yang saat ini sedang dirintis. NCKL, MBMA, ANTM dan INCO bisa dilirik. Walaupun saat ini kondisi nikel sedang oversupply dan harga jatuh, tetapi diharapkan kebijakan hilirisasi mampu kembali memacu performa saham pertambangan logam nikel.
Makan Siang Gratis dan Program Susu Gratis
Frasa tersebut sangat catchy dan cukup terngiang di kepala pelau pasar. Dari data BPS 2021, Konsumsi susu perkapita masyarakat Indoensia disebutkan bahwa berada di angka 16.27 kg/ kapita/ tahun, dimana angka tersebut berada di bawah negara ASEAN lain seperti Malaysia (36.2), Myanmar (26.7) dan Thailand (22.2).
Ada banyak pengusaha konglomerasi mulai masuk ke dalam bisnis susu, seperti
- Sabana Prawirawidjaja: Ultra Jaya Group (ULTJ), Ultramilk.
- Bambang Susantio: Cisarua Mountain Dairy (CMRY), Cimory.
- Anthoni Salim : Indofood ICBP dengan Indomlik.
Selain itu, ada banyak pengusaha lain diketahui yang masuk ke dalam bisnis susu walau perusahaannya tidak listed, antara lain:
- Keluarga Hartono - Djarum Group dengan merk Milklife.
- Keluarga Angkosubroto - Gunung Sewu Group - Great Giant Pineapple dengan merk Hometown.
- TPG dan Northstar Private Equity (Patrick Walujo) mengakuisisi Greenfield dari Japfa.Ltd
- Keluarga Katuari - Wings Group dengan merk Milku
- Susu Diamond - DMND (Namun sahamnya kurang likuid).
"Berbicara susu gratis, emiten ULTJ, CMRY, ICBP diharapkan terdampak dari kebijakan ini," jelasnya.
Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah kebijakan ini tepat sasaran. Ditambah dengan adanya potensi intoleransi laktosa yang cukup banyak di Asia.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.