Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Kakap Akumulasi Saham MTEL, Cek Target Konsensus 2024

Harga saham Mitratel masih di bawah target konsesus sekalipun sederet strategi dan kinerja fundamental telah menarik banyak investor kelas kakap.
Annisa Kurniasari Saumi, Pandu Gumilar
Senin, 12 Februari 2024 | 08:00
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu berencana melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia./ Mitratel.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu berencana melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia./ Mitratel.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel masih di bawah target konsesus sekalipun sederet strategi dan kinerja fundamental telah menarik banyak investor kelas kakap.

Pada Selasa, (7/2/2024), saham MTEL ditutup stagnan pada level Rp670 per unit. Investor terpantau mentransaksikan saham MTEL sebanyak 1.908 kali yang meliputi 17,7 juta saham. Adapun perkiraan nilai transaksi itu diperkirakan mencapai Rp11,8 miliar.

Sejumlah investor kelas kakap terpantau terus melakukan akumulasi saham infrastruktur telekomunikasi tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, Blackrock dilaporkan mengoleksi 44,13 juta saham Mitratel pada akhir bulan lalu. Dengan demikian lembaga keuangan itu telah memiliki 75,97 juta saham atau setara dengan 0,09%.

Tidak mau ketinggalan, perusahaan asuransi global Manulife ikut membeli saham MTEL sebanyak 17,6 juta saham. Dengan begitu Manulife Financial Corp menggenggam 21,9 juta saham yang setara dengan 0,03%.

Langkah serupa ikut diterapkan oleh Dimensional Advisory Fund dengan membeli 9,63 juta saham. Lembaga keuangan asal USA itu kini memiliki 27,98 juta saham yang setara dengan 0,03% kepemilikan atas saham Mitratel.

Salah satu alasan para Manajer Investasi melakukan akumulasi beli adalah sentimen masuknya Mitratel ke dalam indeks LQ45.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli menjelaskan saham MTEL memang diekspektasikan akan masuk ke dalam indeks saham paling likuid ini, karena kinerjanya paling menjanjikan dibandingkan semua perusahaan menara. Menurutnya, MTEL lebih menarik dibandingkan dengan peers-nya atau perusahaan sejenis.

"MTEL juga secara aktif mengakuisisi menara ya dan bisa dibilang paling agresif dibandingkan dengan TOWR dan TBIG," kata Christopher. Dia berharap hal tersebut dapat menjadi katalis bagi kinerja Mitratel yang lebih baik lagi di tahun 2024.

Christopher melanjutkan sejauh ini, sentimen untuk perusahaan menara akan datang dari sisi pertumbuhan digital. Menurutnya, angka penetrasi internet di Indonesia di tahun 2023 mencapai 77% dan diekspektasikan akan terus meningkat dengan adanya pertumbuhan pengguna internet di kota-kota tier 2 dan seterusnya.

Dengan adanya peningkatan ini, lanjut Christopher, kebutuhan infrastruktur untuk menopang pertumbuhan tersebut dibutuhkan oleh operator seluler seperti TLKM, EXCL, dan ISAT yang membutuhkan jangkauan area lebih luas.

Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan keberhasilan Mitratel masuk ke Indeks LQ45 ini mencerminkan kapitalisasi pasar yang besar dengan likuiditas saham yang cukup tinggi, serta fundamental MTEL yang kuat.

"Harapan kami tentunya saham Mitratel akan semakin menarik lagi bagi para investor ke depannya, dan dapat memberikan value yang terbaik bagi seluruh stakeholders," kata Hendra kepada Bisnis Selasa (30/1/2024).

Hendra melanjutkan, MTEL akan terus mempertahankan reputasi positif di mata investor, dengan kinerja operasional dan keuangan tetap menjadi fokus utama, sesuai atau bahkan melebihi ekspektasi pasar.

Pada 2024, dia melanjutkan, Mitratel akan berfokus pada pengembangan bisnis penyewaan menara dan ekosistemnya. Hal ini sejalan dalam upaya meningkatkan kapabilitas MTEL untuk menyukseskan digitalisasi di Indonesia.

Hendra menuturkan, dengan kepemilikan menara terbesar di Asia Tenggara, Mitratel akan fokus pada monetisasi melalui pertumbuhan kolokasi serta tetap memperluas coverage untuk memenuhi permintaan menara built-to-suit.

"Di samping itu Mitratel akan terus memperkuat lini bisnis Tower Fiberization, seiring kebutuhan operator selular," ucapnya.

Sementara itu, mayoritas konsesus Bloomberg sepakat merekomendasikan beli bagi saham MTEL. Berikut ini adalah rekomendasi dari tiap broker akan target saham Mitratel pada 2024.

Konsesus Target Harga Saham Mitratel 

Kode

MTEL

Tanggal

2/6/2024

Beli

96.0%

Consensus Rating

4.88

Tahan

4.0%

Total Rekomendasi Beli

24

Jual

0.0%

Total  Rekomendasi Tahan

1

Harga Terakhir

670.00

Total  Rekomendasi Jual

0

Mata Uang

IDR

Best Target Price

897.33

Return Potential

33.9%

 

 

LTM Return

3.94%

 

 

Sekuritas

Analis

Recommendasi

Harga

Macquarie

Indra Cahya

outperform

800

Mandiri Sekuritas

Henry Tedja

Beli

1000

PT. Sinarmas Sekuritas

Arief Machrus

Beli

845

Citi

Arthur Pineda

Beli

905

PT Indo Premier Securities

Giovanni Dustin

Beli

870

HSBC

Piyush Choudhary

Beli

820

BCA Sekuritas

Selvi Ocktaviani

Beli

875

JP Morgan

Ranjan Sharma

overweight

960

PT BRI DANAREKSA SEKURITAS

Niko Margaronis

Beli

960

Sadif Investment Analytics

Team Coverage

Beli

821.49

Maybank Investment Banking Group

Etta Putra

Beli

950

Mirae Asset Securities

Christopher Rusli

Beli

940

New Street Research LLP

Chris Hoare

Beli

1135

ISS-EVA

ISS Eva Equity Research Team

underweight

Sucorinvest Central Gani

Christofer Kojongian

Beli

840

PT NH Korindo Securities Indonesia

Leonardo Lijuwardi

Beli

860

UOB KayHian (Equity)

Paula Ruth

not rated

Samuel Sekuritas Indonesia

Yosua Zisokhi

Beli

875

Henan Putihrai

Steven Gunawan

Beli

860

Yuanta Investment Consulting

Chandra Pasaribu

Beli

860

Morgan Stanley

Dawei Lee

Overweight

800

PT Verdhana Sekuritas Indonesia

Nicholas Santoso

Beli

950

OCBC Sekuritas

Kevin Panjaitan

Beli

820

MNC Securities

Andrew Susilo

Beli

850

Trimegah Securities

Sabrina Sabrina

Beli

940

CGS-CIMB

Willy Suwanto

Beli

800

Bahana Securities

Jason Chandra

Beli

870

Sumber: Konsesus Analis Bloomberg

 ------------------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper