Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Bawah Kendali Patrick Walujo, Negosiasi Merger Grab - Gojek (GOTO) Kembali Dibuka

Setelah sempat terhenti, penggabungan Grab dan Goto kembali mengemuka setelah lepasnya Tokopedia.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Kesepakatan antara perusahaan internet paling bernilai di Asia Tenggara – yang bernilai hampir US$20 miliar – akan menghadapi pengawasan ketat dari regulator. Perusahaan-perusahaan tersebut jelas merupakan penguasa No. 1 dan No. 2 di negara-negara seperti Indonesia dan Singapura, dan merger dapat memberi mereka posisi dominan di beberapa pasar. Uber Technologies Inc. meninggalkan wilayah ini pada tahun 2018 dengan imbalan kepemilikan saham di Grab, dan pesaing-pesaing yang lebih kecil belum memberikan pengaruh besar terhadap duopoli Grab dan GoTo di pasar-pasar utama mereka.

Namun, perusahaan-perusahaan tersebut masih mempertimbangkan solusi untuk mengatasi tantangan merger tersebut. Pemegang saham memandang kombinasi tersebut sebagai langkah besar menuju profitabilitas, dengan saham mereka yang merana di tengah meningkatnya kerugian. Saham masing-masing perusahaan turun sekitar 70% sejak debut masing-masing di pasar modal beberapa tahun lalu.

Persaingan antara Grab dan GoTo telah membuat harga bagi konsumen menjadi sangat rendah di negara-negara seperti Indonesia. Di pasar terbesar di Asia Tenggara dimana regulator juga secara aktif memastikan tarif terjangkau, biaya naik skuter bisa kurang dari $1 dan perjalanan dengan mobil tidak lebih dari itu. Hal ini memberikan tekanan pada perusahaan transportasi untuk memperluas layanan yang berdekatan seperti pengiriman dan pembayaran digital.

Grab dan GoTo telah mempertimbangkan potensi merger sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir. Kali ini, diskusi dimulai kembali setelah GoTo melepaskan kendali unit e-commerce Tokopedia ke TikTok milik ByteDance Ltd. pada bulan Desember. Kesepakatan ini menjadikan Grab dan GoTo berpotensi menjadi pasangan yang lebih kuat, kata mereka.

Salah satu tantangan dalam negosiasi di masa lalu adalah pengendalian. CEO Grab Anthony Tan, yang memegang sekitar 60% hak suara di perusahaannya, telah menganjurkan untuk memimpin entitas gabungan mana pun.

Patrick yang naik jadi CEO sejak Juni lalu, berhasil mengarahkan GoTo menuju profitabilitas berdasarkan penyesuaian pada kuartal keempat, sebuah langkah maju dalam menunjukkan kepada investor bahwa perusahaan memiliki potensi pendapatan jangka panjang. Patrick yang juga pengendali firma investasi Northstar Group telah menjadi katalis utama bagi para pesaing untuk berunding kali ini, setelah mantan pemimpin dua bisnis utama GoTo – CEO Gojek Kevin Aluwi dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya – keduanya mengundurkan diri.

Grab dan GoTo telah mengadakan pembicaraan berulang-ulang untuk menggabungkan keduanya namun tidak membuahkan hasil di masa laluBeberapa tahun yang lalu, keduanya mencapai kemajuan besar dalam mencapai kesepakatan, namun perundingan terhenti karena mereka berselisih mengenai cara mengelola pasar utama di Indonesia.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper