Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp12 triliun untuk tahun 2024.
Direktur dan Chief Financial Officer Indosat Ooredoo Hutchison Nicky Lee Chi Hung menjelaskan pada 2023 lalu, ISAT menghabiskan belanja modal sebesar Rp12,7 triliun. Realisasi belanja modal ini menurutnya lebih kecil dari yang dianggarkan ISAT sebesar Rp13 triliun.
"Untuk 2024 akan cukup serupa, kami memiliki panduan untuk capex sebesar Rp12 triliun," kata Nicky dalam Media Update Indosat Full Year 2023, Rabu (7/2/2024).
Dia melanjutkan, anggaran capex tahun ini akan diperuntukkan ISAT untuk meluaskan jangkauan, menambah kapasitas, dan membuat jaringan yang lebih tahan banting.
Dalam hal ekspansi jangkauan, ISAT akan memperluas jaringannya hingga ke desa-desa yang berada di luar Jawa, khususnya wilayah Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua.
Sebagai informasi pada tahun 2023 lalu, belanja modal ISAT tercatat sebesar Rp12,7 triliun yang sebagian besar digunakan untuk pengembangan bisnis selular, serta perluasan jaringan hingga ke daerah pedesaan dan terpencil.
Baca Juga
ISAT juga melakukan berbagai kerja sama strategis dengan berbagai mitra berskala global, mulai dari peluncuran pusat pameran inovasi, Indosat Marvelous Xperience (MX) Center, hingga kerja sama strategis dalam pengelolaan pusat data berteknologi tinggi.
Adapun sepanjang 2023, pendapatan ISAT tercatat naik 9,57% secara tahunan dari Rp46,7 triliun pada 2022 menjadi Rp51,2 triliun sepanjang 2023. Pendapatan ini dikontribusikan oleh pendapatan selular sebesar Rp43,7 triliun atau naik 8,71% dari Rp40,2 triliun secara tahunan.
Lalu pendapatan MIDI sebesar Rp6,47 triliun yang naik dari tahun 2022 sebesar Rp5,7 triliun, dan pendapatan telekomunikasi tetap sebesar Rp1 triliun, naik dari Rp783,6 miliar dari tahun 2022.
Akan tetapi, ISAT mencatatkan penurunan laba bersih pada 2023. Laba bersih ISAT turun 4,59% dari Rp4,72 triliun di 2022, menjadi Rp4,5 triliun di sepanjang tahun 2023.
ISAT menjelaskan penurunan laba bersih ini, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan operasional lain-lain satu-kali, peningkatan biaya penyusutan dan amortisasi, dan peningkatan biaya pemasaran yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan, penurunan beban penyelenggaraan jasa, beban karyawan dan beban umum dan administrasi.
Adapun untuk tahun ini, ISAT menargetkan pertumbuhan pendapatan yang lebih baik dari pertumbuhan industri, dengan EBITDA margin yang mendekati 50%.