Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (2/1/2024), bakal menguji level Rp15.750 setelah penguatan hari sebelumnya.
Mata uang rupiah ditutup naik ke level Rp15.764 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (1/2/2024). Pasar memprediksi The Fed mulai menurunkan suku bunga pada Mei 2024.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup naik 0,11% atau 18 poin ke level Rp15.764 per dolar AS. Indeks dolar terpantau naik 0,50% ke posisi 103,595.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,14%, won Korea naik 0,22%, peso Filipina naik 0,31%, rupee India naik 0,07%, ringgit Malaysia naik 0,06%, dan baht Thailand naik 0,10%.
Sementara itu mata uang yang melemah adalah yuan China 0,21%, dolar Taiwan turun 0,12%, dan dolar Singapura melemah 0,03%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan Pasar sekarang melihat adanya penurunan pada bulan Mei. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa kekakuan inflasi baru-baru ini akan menghalangi bank sentral untuk melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat.
Komentar Jerome Powell membuat para pedagang mulai memperkirakan kemungkinan bahwa bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga mulai Mei 2024. Para pedagang juga memperhitungkan anggapan bahwa penundaan suku bunga The Fed akan menyebabkan bank tersebut melakukan pelonggaran moneter secara lebih agresif pada tahun 2024, yang mengarah pada penurunan suku bunga yang lebih dalam.
“Analis Goldman Sachs mengatakan mereka masih memperkirakan lima penurunan suku bunga pada tahun 2024, mulai bulan Mei. Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 60% untuk penurunan 25 basis poin di bulan Mei,” kata Ibrahim, Kamis (1/2/2024).
Selain itu, Bank Indonesia memberi sinyal adanya peluang menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate. Namun sebelum melakukan itu, BI akan tetap fokus pada upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Peluang untuk penurunan suku bunga terbuka. Di semester kedua 2024, BI memprediksi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan melakukan penurunan suku bunga.
Selain itu, meski masih dibayangi ketidakpastian, kondisi fundamental ekonomi terjaga. Inflasi terjaga dan neraca perdagangan surplus. Kebijakan moneter BI tetap diarahkan prostability. Pada Januari 2024, BI tetap mempertahankan tingkat suku bunga di level 6 persen.
Secara bersamaan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2024 inflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,19. Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2024 terhadap Januari 2023) tercatat 2,57 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Januari 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 0,04 persen.
Tingkat inflasi bulanan Januari 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu. Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,18 persen mtm dengan andil 0,05 persen.
Sementara itu, Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan hari ini, Jumat (2/2/2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.750 - Rp15.820 per dolar AS.