Bisnis.com, JAKARTA - Pedagang kripto Tokocrypto menargetkan pertumbuhan transaksi kripto hingga US$12 miliar atau sekitar Rp189,63 triliun (kurs jisdor Rp15.803) dengan jumlah pelanggan lebih dari 6 juta sepanjang 2024.
CEO Tokocrypto Yudhono Rawis mengatakan pihaknya optimis dapat mencatatkan pertumbuhan transaksi kripto hingga Rp189,63 triliun atau naik tiga kali lipat dibandingkan dengan transaksi sepanjang 2023 sebesar US$4 miliar.
"Katalisnya market, kalau di kripto kan cycle, bisa bullish karena ada halving day," kata Yudhono, Rabu (31/1/2024).
Selain menargetkan pertumbuhan transaksi tiga kali lipat, Tokocrypto juga menargetkan pertumbuhan pelanggan dua kali lipat menjadi sebesar 6 juta lebih pelanggan.
Yudho juga berharap ada perubahan pada aturan perpajakan untuk pelanggan kripto. Setidaknya ada tiga skema yang dia harapkan. Pertama, Yudho berharap pajak yang dikenakan oleh pemerintah adalah pajak capital gain. Kedua, pajak PPN atau pajak pertambahan nilai, menurutnya aset kripto bukan lagi dikategorikan dalam komoditas.
Terakhir adalah menurunkan sedikit besaran pajak yang saat ini telah berlaku mengingat industri kripto masih baru di Indonesia.
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan data Bappebti tercatat adanya 18,51 juta investor aset kripto di Indonesia sepanjang 2023. Posisi tersebut meningkat 9,8% sejak awal tahun. Transaksi aset kripto pun mencapai angka Rp 149,25 triliun. Meski terjadi penurunan transaksi dari Rp 306,4 triliun pada 2022 (yoy), industri ini tetap menunjukkan potensi ekonomi yang kuat.
Hingga saat ini, ada 501 aset kripto yang resmi terdaftar, dan 33 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) yang terdaftar dan teregulasi. Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menciptakan lingkungan perdagangan yang aman, adil, dan mendorong inovasi ekonomi.
Bappebti juga mengatakan berencana menambah 49 aset kripto yang resmi diperdagangkan di Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinan jika pedagang mengusulkan aset-aset baru lainnya.