Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek LQ45, Manulife dan Sederet Titan Pasang Aksi Beli di Mitratel

Perusahaan asuransi Global, Manulife Financial Corp kerap melancarkan aksi beli terhadap saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Saham perseroan kini telah masuk dalam indeks LQ45/ Mitratel.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Saham perseroan kini telah masuk dalam indeks LQ45/ Mitratel.

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi Global, Manulife Financial Corp kerap melancarkan aksi beli terhadap saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel.

Aksi beli oleh Manulife itu juga dilakukan oleh sederet titan atau raksasa dalam bidang hedge fund.

Berdasarkan data Bloomberg teranyar, Senin (29/1/2024), Manulife tercatat melakukan aksi beli sebesar 310.000 saham MTEL dengan harga yang tidak diketahui. Dengan demikian kepemilikan Manulife atas MTEL menjadi 22,21 juta atau setara dengan 0,03%.

Adapun beberapa waktu sebelumnya, Manulife juga tercatat melakukan aksi borong. Pada pekan lalu, Senin (22/1/2024), Manulife juga telah membeli saham MTEL sebanyak 17,6 juta saham. Dengan begitu Manulife Financial Corp menggenggam 21,9 juta saham yang setara dengan 0,03%.

Kendati penambahan saham yang dilakukan Manulife terbilang tipis, perusahaan asuransi itu segera tancap gas setelah Mitratel masuk sebagai konstituen LQ45.

Adapun langkah awal lebih dulu dilakukan oleh Blackrock dengan membeli saham Mitratel, tepat sehari sebelum pengumuman konstituen LQ45, Kamis (25/1/2024). Blackrock terpantau memborong 43.100 saham Mitratel sehingga total kepemilikan mencapai 76,01 juta saham yang setara dengan 0,09%.

Jumlah tersebut naik jika dibandingkan dengan data Bloomberg sebelumnya sebesar 75,97 juta saham. Pasalnya Blackrock dilaporkan mengoleksi 44,13 juta saham Mitratel pada Senin (22/1/2024).

Sementara itu, Dimensional Advisory Fund juga melakukan aksi serupa dengan melakukan pembelian sebesar 2,62 juta saham Mitratel pada Jumat (26/1/2024). Dengan begitu total kepemilikan saham Dimensional Advisory Fund naik menjadi 30,6 juta saham.

Pada awal pekan lalu, Senin (22/1/2024), lembaga keuangan itu tercatat membeli 9,63 juta saham. Lembaga keuangan asal USA itu kini memiliki 27,98 juta saham yang setara dengan 0,03% kepemilikan atas saham Mitratel.

Masuknya Mitratel ke dalam LQ45 telah menarik para titan untuk kerap membeli saham perseroan.

Sementara itu, Analis Maybank Sekuritas Etta Rusidiana Putra menargetkan saham Mitratel bisa menyentuh level Rp950 per saham pada 2024. Katalis utama dari target harga tersebut adalah kinerja fundamental perseroan.

“Kami memperkirakan momentum pertumbuhan MTEL akan terus berlanjut pada 2024, karena perusahaan terus memperluas menara dan rasio sewa jaringan fibernya meningkat menjadi 1,5 kali. Dalam tingkat bunga yang tinggi lingkungan, kami berharap MTEL fokus pada penciptaan nilai dan lebih banyak lagi bijaksana dan strategis dalam ekspansi anorganik,” ungkapnya.

Selain itu, faktor lain yang bisa mendorong kinerja MTEL pada tahun ini adalah peluang penurunan suku bunga. Sebab dengan begitu, Mitratel akan asset yield pada perseroan akan diuntungkan.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menjelaskan saat ini Mitratel memiliki portofolio menara terbesar di Indonesia, yakni 38.719 menara atau 33% dari pasar menara.

BRI Danareksa Sekuritas menjadikan saham MTEL sebagai pilihan utama mereka dengan alasan rasio penyewaan terendah di antara pesaing-pesaingnya. Karena hal tersebut, potensi kolokasi dan monetisasi menara MTEL menjadi yang tertinggi.

"Operator non-Telkomsel sedang memperluas jaringan ke pulau-pulau di luar Jawa dan memiliki lebih banyak pilihan penyewaan kolokasi melalui Mitratel dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya," tulis Niko dalam risetnya.

Niko memperkirakan MTEL dapat mencatatkan pertumbuhan double digit pada tahun 2023 sebesar 11% year on year setelah menyelesaikan akuisisi 803 menara pada Desember 2023.

-----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper