Berdasarkan catatan Bisnis, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lana Saria mengatakan bahwa permintaan batu bara dari pasar domestik dan internasional belakangan tetap menguat di tengah kampanye transisi energi.
Adapun, pihak Kementerian tersebut juga menargetkan produksi batu bara pada 2024 di kisaran 710 juta ton, dengan alokasi wajib pasok domestik atau domestic market obligation (DMO) sebesar 181,28 juta ton.
“Peningkatan produksi ini karena meningkatnya permintaan batu bara di dalam negeri dan luar negeri yang berpengaruh pada melonjaknya realisasi produksi dan penjualan oleh badan usaha,” terangnya.
Pihaknya juga memproyeksikan keseimbangan baru atau rata-rata produksi batu bara domestik selama rentang 2024 sampai dengan 2035 berada di kisaran 700 juta ton. Produksi batu bara kemudian diharapkan turun secara bertahap ke level 250 juta ton pada 2060.
Sementara itu, impor batu bara China pada 2023 telah melonjak hingga mencapai rekor pada 2023. Namun, kinerja yang kuat tersebut disertai dengan beberapa peringatan.
Impor batu bara China melonjak 61,8% pada tahun lalu (year-on-year/yoy) hingga mencapai 474,42 juta ton. Peningkatan impor lebih disebabkan oleh faktor-faktor sementara, seperti adanya kesulitan pembangkit listrik tenaga air dan turunnya harga batu bara termal seaborne.