Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membidik raihan nilai kontrak baru sepanjang 2024 dapat tumbuh tipis dibandingkan tahun lalu.
Sepanjang tahun 2023, ADHI membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp37,4 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 58% secara year-on-year (YoY) dan melampaui target yang ditetapkan perusahaan yakni meningkat 15%-20% dibandingkan capaian 2022.
“Untuk 2024, kami melihat sebagai target minimal dapat menyamai raihan tahun 2023 atau tumbuh tipis seiring melihat kondisi pasar konstruksi yang ada,” ujar Sekretaris Perusahaan ADHI, Farid Budiyanto, kepada Bisnis pada Kamis (11/1/2024).
Farid menyatakan bahwa ADHI pada tahun lalu telah memaksimalkan setiap peluang perolehan kontrak agar pada 2024 perseroan bisa fokus meningkatkan produksi dari proyek-proyek, yang sudah berada dalam genggaman.
Sementara itu, dia menyampaikan peluang pasar di beberapa pekerjaan infrastruktur pada tahun ini juga masih terbuka lebar, antara lain proyek jalan tol, perkeretaapian, proyek preservasi infrastruktur, serta pekerjaan dari proyek-proyek berbasis lingkungan.
Jika diperinci, perolehan kontrak baru Adhi Karya sepanjang tahun lalu didominasi oleh lini bisnis engineering & construction sebesar 93%, disusul lini manufaktur 3% dan sisanya lini bisnis properti, hospitality, dan investasi.
Baca Juga
Di sisi lain, tambahan kontrak baru ADHI periode Desember 2023 bersumber dari pekerjaan Jalan Tol Serang – Panimbang Seksi III di Banten, dan pekerjaan pembangunan Gedung Data Center Bank Indonesia (BI) di Karawang, Jawa Barat.
Selain itu, perseroan juga meraih proyek di IKN meliputi Jalan Tol IKN Seksi 3A-2 Segmen Karang Joang – Kariangau, Rumah Sakit IKN dan Jaringan Pipa Limbah di kawasan IKN, serta pekerjaan pembangunan RS Mandaya Royal Jakarta melalui anak usaha.
Sepanjang tahun lalu, ADHI juga memiliki profil sumber pendanaan yang beragam. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan segmentasi sumber dana, kontrak yang berasal dari BUMN atau BUMD sebesar 43,6%, pemerintah mencapai 33,5%, pinjaman 13,8%, dan swasta 9,1%.
Jika diuraikan berdasarkan tipe pekerjaan, kontribusi terbesar berasal dari pekerjaan jalan dan jembatan sebesar 41% yang didominasi oleh proyek jalan tol, antara lain Tol Jakarta-Cikampek Selatan, Tol Probolinggo-Banyuwangi, Tol IKN Paket 6, Tol IKN Seksi 3A-2 Ruas Karang Joang-Kariangau, dan Tol Bayung Lencir-Tempino.
Sementara itu, tipe pekerjaan gedung berkontribusi sebesar 22%, prasarana perhubungan mencapai 16%, EPC sebesar 6%, serta sisanya manufaktur dan lainnya.
Kontrak baru tertinggi yang diraih ADHI sepanjang 2023 berasal dari proyek prasarana perkeretaapian di Filipina yakni paket South Commuter Railway CP S-03C dan Malolos-Clark Railway Project CP S-01 dengan porsi sebesar Rp3,9 Triliun.
Proyek terbesar lainnya adalah Tol Jakarta-Cikampek Selatan sebesar Rp2,1 triliun, proyek pabrik PUSRI IIIB sebesar Rp1,4 triliun, serta proyek sarana dan prasarana di IKN.