Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) berupaya menjaga rasio utang tetap sehat pada tahun depan, di tengah kondisi global yang menantang.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ADHI Bambang Krisminarno mengatakan perseroan terus menjaga profit margin dalam kondisi sehat, di tengah kondisi global yang menantang, termasuk faktor suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.
“Kami bisa menurunkan liabilitas, utang-utang kami masih manageable, DER bisa kami turunkan, dan kas masih bisa service utang-utang yang ada,” kata dia saat Public Expose Live 2023, Senin (17/11/2023).
Berdasarkan laporan keuangan per September 2023, total liabilitas ADHI mencapai Rp30,4 triliun hingga kuartal III/2023, menyusut 3,6% dari Rp31,5 triliun pada periode sama tahun lalu. Sementara itu, ekuitas ADHI mencapai Rp8,9 triliun, naik 47,1% dari sebelumnya Rp6,1 triliun.
Lebih lanjut, arus kas operasi ADHI tercatat minus Rp1,4 triliun, membaik 35,7% dibandingkan kuartal III/2023 sebesar minus Rp1,9 triliun. Alhasil debt to equity ratio (DER) mencapai 3,39x, turun dibandingkan periode sama tahun lalu 5,18x.
Bambang menjelaskan secara jangka menengah hingga panjang, ADHI melakukan pembaruan tata Kelola keuangan dengan basis kontrol biaya dan optimalisasi cash-in sebagai sumber utama working capital proyek.
Baca Juga
ADHI juga melakukan pemenuhan modal kerja menggunakan working capital credit (KMK) dengan underlying proyek skema penarikan bertahap sesuai Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja jangka menengah.
“Kami terus reprofiling atas utang jangka pendek dengan obligasi jangka panjang untuk mengoptimalisasi struktur modal,” jelas Bambang.
ADHI, lanjutnya, juga meningkatkan utilisasi aset jangka panjang perusahaan untuk mengotimalisasi struktur invested capital. Terakhir, ADHI akan meningkatkan reccuring income dari proyek-proyek investasi.
Sebagai informasi, berdasarkan data KSEI, ADHI memiliki dua obligasi jatuh tempo pada 2024. Pertama, obligasi berkelanjutan II tahun 2019 seri B senilai Rp473,50 miliar yang jatuh tempo 25 Juni 2024. Kedua, obligasi berkelanjutan III tahun 2021 seri B senilai Rp473,50 miliar yang jatuh tempo 24 Agustus 2024.