Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Tarif Cukai Bakal Goyang Kinerja Emiten Minuman Alkohol

Kenaikan tarif cukai minuman yang mengandung etil alkohol (MMEA) diproyeksikan menggoyang kinerja emiten terkait.
Laporan berkelanjutan PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI). Kenaikan tarif cukai minuman yang mengandung etil alkohol (MMEA) diproyeksikan menggoyang kinerja emiten terkait. Istimewa
Laporan berkelanjutan PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI). Kenaikan tarif cukai minuman yang mengandung etil alkohol (MMEA) diproyeksikan menggoyang kinerja emiten terkait. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan tarif cukai minuman yang mengandung etil alkohol (MMEA) mulai 1 Januari 2024 diproyeksikan menggoyang kinerja emiten minuman beralkohol.

Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin memandang penyesuaian tarif cukai akan berdampak negatif terhadap kinerja emiten alkohol. Hal ini lantaran kenaikan tarif akan meningkatkan biaya produksi, sehingga menurunkan margin laba. 

“Terlebih dengan emiten yang sebelumnya telah mencatatkan margin yang cukup tipis,” ujar Shin saat dihubungi Bisnis pada Kamis (4/1/2024). 

Menurutnya, kebijakan penyesuaian tarif cukai minuman beralkohol akan berdampak pada kenaikan beban produksi sebesar 5% - 10%. Jika tidak ada penyesuaian harga dari para produsen. 

Kendati demikian, Shin menilai prospek industri alkohol di Indonesia masih positif ke depan. Keyakinan ini didukung beberapa faktor, salah satunya, stabilitas ekonomi yang akan mendorong peningkatan konsumsi alkohol terutama dari kalangan masyarakat menengah ke atas. 

“Faktor berikutnya datang dari perubahan gaya hidup, seperti meningkatnya tren urbanisasi dan globalisasi, juga akan mendorong peningkatan konsumsi alkohol,” pungkasnya. 

Dia menambahkan pengembangan produk-produk alkohol baru, seperti minuman beralkohol rendah kalori juga diperkirakan akan mendorong peningkatan konsumsi di masyarakat. 

Terlebih lagi, potensi pasar khususnya pada segmen ekspor memiliki peluang pertumbuhan yang cukup besar. Hal ini didukung oleh meningkatnya permintaan alkohol dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Shin menyatakan saham emiten minuman beralkohol seperti PT Hatten Balik Tbk. (WINE) dan PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) masih layak dikoleksi, dengan support-resistance WINE di 384-525. Adapun, support MLBI di 7.725 dan target harga di level Rp8.125.

Sebagaimana diketahui, kenaikan tarif cukai minuman beralkohol tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 160/2023 tentang Tarif Cukai Etil Alkohol, Minuman yang Mengandung Etil Alkohol, dan Konsentrat yang Mengandung Etil Alkohol. 

Berdasarkan hasil evaluasi, pemerintah memandang bahwa PMK No. 158/2018 tentang tarif Tarif Cukai Etil Alkohol, Minuman yang Mengandung Etil Alkohol, dan Konsentrat yang Mengandung Etil Alkohol, perlu diganti. 

Pada lampiran beleid tersebut, disebutkan tarif cukai MMEA golongan A dengan etil alkohol (EA) sampai dengan 5%, disesuaikan menjadi Rp16.500 per liter, baik untuk MMEA yang diproduksi di dalam maupun luar negeri atau impor. 

Kemudian MMEA golongan B yang mengandung etil alkohol lebih dari 5% hingga 20% tarifnya disesuaikan menjadi Rp42.500 per liter untuk yang diproduksi di dalam negeri dan Rp53.000 per liter untuk hasil impor. 

Selanjutnya, MMEA golongan C dengan kadar etil alkohol 20-55% dikenakan tarif Rp101.000 per liter untuk yang diproduksi di dalam negeri dan Rp152.000 per liter untuk yang impor. 

PMK ini juga menetapkan tarif untuk konsentrat yang mengandung etil alkohol (KMEA), yang berbentuk cairan sebesar Rp228.000 per liter untuk produksi dalam negeri ataupun impor.

Sementara itu, konsentrat yang mengandung etil alkohol berbentuk padatan dikenakan tarif sebesar Rp1.000 per gram untuk yang diproduksi di dalam negeri dan yang impor. Adapun peraturan ini mulai berlaku pada 1 Januari 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper