Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilah-pilih Saham Emiten Konglomerat Andalan di 2024, Ada Prajogo hingga Hartono

Saham milik konglomerat Prajogo Pangestu hingga Hartono bersaudara masih jadi andalan analis di 2024 mendatang, seiring kinerja yang moncer sepanjang tahun ini.
Annisa Kurniasari Saumi, Artha Adventy
Jumat, 29 Desember 2023 | 06:00
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten milik konglomerat Tanah Air tercatat membukukan kinerja moncer sepanjang tahun 2023. Bahkan, beberapa di antaranya menyentuh level all time high (ATH). Lantas, saham-saham apa saja yang menjadi andalan pada 2024 mendatang?

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan saham-saham dibawah konglomerasi Barito Group yang dinahkodai Prajogo Pangestu menjadi pilihan yang dia jagokan di 2024 karena mengalami kinerja paling moncer di 2023.

Oktavianus mencatat, harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) sejak IPO tahun ini telah naik 687%. Selain itu, saham milik Prajogo Pangestu lainnya yakni PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) tercatat naik 82,12% YTD, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) tercatat naik 134% YTD.

"Kami melihat hal ini didorong dari kinerja emiten yang membaik," kata Oktavianus, Kamis (28/12/2023).

Dia menjelaskan, kinerja TPIA membaik di tahun ini dengan rugi bersih yang terus menipis hingga di 9 bulan 2023, seiring dengan normalisasi harga minyak mentah.

Sementara itu, kinerja BRPT ditopang oleh kuatnya fundamental anak usaha energi baru dan terbarukan, yaitu BREN yang sampai di 9 bulan 2023 tercatat mengalami kenaikan laba bersih sebesar 14,3% yoy.

Dia melanjutkan, pihaknya melihat kinerja saham-saham emiten terkait grup konglomerasi besar cukup beragam pada 2023. Hal ini akibat terjadinya pengetatan kebijakan moneter.

"Seperti emiten konglomerasi dari sektor keuangan, konsumer dan bahan baku mengalami pertumbuhan laba yang positif," tuturnya.

Senada, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan sepanjang tahun ini, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) milik taipan Prajogo Pangestu menjadi salah satu saham yang paling menonjol di tahun 2023. 

Menurut Nafan, pencatatan saham atau initial public offering (IPO) BREN menjadi IPO yang paling berhasil. Pasalnya, saham BREN berhasil menggeser posisi BBRI menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Bursa tahun ini. 

Sementara itu, saham perbankan milik konglomerat duo Hartono yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menurutnya masih menjadi saham dengan kapitalisasi pasar terbesar hingga saat ini.

"BBCA secara fundamental masih konsisten mencatatkan pertumbuhan yang impresif. Di sisi lain, BBCA terus berkomitmen membagikan dividen," tutur Nafan, Kamis (28/12/2023).

Untuk tahun depan, Nafan memperkirakan BREN masih dapat mencetak rekor All Time High (ATH), begitu pula dengan BBCA milik Grup Djarum. 

Sementara itu, saham-saham milik konglomerat lain seperti MEDC milik keluarga Panigoro, INDF milik Grup Salim, dan TOWR milik Grup Djarum, masih mencatatkan kinerja saham yang fluktuatif. 

Adapun Nafan menuturkan, investor sangat mengapresiasi aksi dari konglomerat untuk terus memperkuat good corporate governance (GCG) secara berkesinambungan, sehingga hal tersebut bisa memberikan manfaat bagi investor.

Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu

Selain itu, sejumlah sektor disebut juga akan menarik untuk dilirik sepanjang 2024 mendatang. Suku bunga The Fed yang dinilai mulai turun hingga pembangunan IKN menjadi sentimen penggerak sektor-sektor pilihan.

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto mengatakan sektor telekomunikasi, properti dan perbankan akan menarik di 2024.

“Saya merekomendasikan tiga sektor, telekomunikasi, properti dan perbankan untuk 2024,” katanya kepada Bisnis, Kamis (28/12/2023).

Lebih jauh, William mengatakan pemilihan tiga sektor ini di luar sentimen Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Sektor telekomunikasi menjadi menarik seiring dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Kota baru tersebut dinilai akan membutuhkan pembangunan menara telekomunikasi baru.

Sementara itu, sektor perbankan dan properti memiliki sentimen dari penetapan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan mulai turun di 2024 mendatang.

Pada catatan Bisnis sebelumnya, presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic, yang memberikan suara pada kebijakan moneter tahun depan, memperkirakan bahwa terdapat dua kali penurunan suku bunga pada 2024. Namun, tidak akan dimulai hingga kuartal III/2024.

Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee juga tidak mengesampingkan kemungkinan penurunan suku bunga pada Maret 2024. Menurutnya, risikonya kini menjadi lebih seimbang, dengan menunjukkan bahwa fokus mungkin perlu mulai beralih kekhawatiran dari sisi ketenagakerjaan dari mandat tersebut.

“Terlihat bagaimana sektor properti khususnya, selalu menguat setiap kali the Fed memberikan statemen dovish dan potensi penurunan suku bunga,” kata WIlliam.

Sementara itu, indeks sektoral pada perdagangan Kamis, (28/12/2023), ditutup beragam cenderung positif. Sektor basic materials naik 0,15%, konsumer siklikal naik 0,56%, sektor energi menguat 0,32%, sektor finansial menguat 1,16%, sektor industrial naik 0,51% dan sektor infrastruktur menguat 0,07%.

Kemudian sektor konsumer non siklikal naik 1,28%, properti naik 2,38% dan teknologi naik 0,001%. Adapun sektor yang turun adalah kesehatan sebesar 0,35% dan transportasi 0,74%.

Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau setelah menguat 0,80% atau 57 poin ke level 7.303. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di level 7.262 hingga 7.308. IHSG sempat menyentuh titik tertinggi year to date.

Adapun sebanyak 16,90 miliar saham beredar dengan nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp8,85 triliun. Transaksi terjadi sebanyak 878.311 kali. Pergerakan IHSG ditopang oleh 307 saham naik, 210 saham turun dan 248 saham stagnan. Sementara kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.796,46 triliun.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper