Bisnis.com, JAKARTA – Aksi akuisisi emiten para konglomerat terus berlanjut hingga akhir tahun 2023. Terkini, ada emiten terafiliasi Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko dan Bos Garudafood Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto.
Emiten properti milik Hermanto Tanoko, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE) membeli kepemilikan saham pada anak usaha PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yakni PT Taman Dayu dan PT Golf Taman Dayu.
Corporate Secretary RISE Go Herliani Prayogo menyampaikan bahwa perseroan telah melakukan pembelian saham PT Taman Dayu sebanyak 92.671 lembar saham, yang mewakili 44,88% kepemilikan HMSP pada 27 Desember 2023.
RISE kemudian kembali melakukan pembelian saham PT Taman Dayu sebanyak 254 lembar saham yang mewakili 0,12% kepemilikan saham milik PT Wahana Sampoerna.
“Setelah transaksi pembelian saham, kepemilikan saham perseroan dalam PT Taman Dayu adalah sebesar 45% atau sebanyak 92.925 lembar saham,” ujar Herliani dikutip dari keterbukaan informasi pada Kamis (28/12/2023).
Selanjutnya, RISE juga membeli saham PT Golf Taman Dayu sebanyak 2.614.911 lembar saham yang mewakili 3,33% kepemilikan saham dari PT Wahana Sampoerna.
Baca Juga
Herliani menuturkan bahwa tidak ada dampak material dari transaksi tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan. Perseroan juga belum menyebutkan nilai transaksi dari pembelian saham tersebut.
Sementara itu, emiten konsumer PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) milik Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto bersiap mengakuisisi 75% saham produsen minuman Okky Jelly Drink dan Mountea PT Suntory Garuda Beverage (SGB) dari Great Wall Capital. Transaksi ini akan membuat perseroan menguasai mayoritas saham SGB, dari sebelumnya yang hanya minoritas.
Sekretaris Perusahaan Garudafood Putra Putri Jaya I Made Astawa mengatakan perseroan akan mengakuisisi seluruh saham Suntory Garuda Beverage milik private equity asal China, Great Wall Capital Pte Ltd. Penandatangan transaksi jual beli ini dilakukan pada 28 Desember 2023.
Manajamen GOOD tidak menjelaskan nilai transaksi. Namun, rencana transaksi akuisisi ditargetkan selesai pada 2024, dengan tunduk pada pemenuhan persyaratan pendahuluan penyelesaian berdasarkan perjanjian.
“SGB adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman ringan, sehingga rencana transaksi ini akan memberikan dampak positif atas keberlangsungan dan pengembangan bisnis perseroan di sektor makan dan minuman,” kata Astawa dalam keterbukaan informasi, Kamis (28/12/2023).
Astawa menegaskan transaksi ini diharapkan meningkatkan kinerja perseroan secara konsolidasi. Transaksi tidak memiliki dampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan.
Sebaliknya, kata Astawa, aksi korporasi ini akan membawa dampak positif bagi GOOD karena perseroan akan mendapatkan tambahan portofolio produk kategori minuman dan melakukan ekspansi operasi perseroan secara konsolidasi.
Adapun transaksi akuisisi ini bukan termasuk afiliasi dan tidak masuk dalam kategori benturan kepentingan berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebagai informasi Suntory Garuda Beverage adalah bagian dari Grup Suntory yang berkantor pusat di Osaka, Jepang. SGB memproduksi beragam produk minuman, mulai dari minuman jelly Okky, teh siap minum Mountea, teh dalam botol MYTEA, air dengan vitamin, Good Mood, dan jus blackcurrant Ribena.
Berdasarkan keterangan Suntory Beverage & Food Ltd (SBF) di Jepang, Greatwall Capital Pte Ltd menguasai 75% saham SGB, sedangkan sisanya 21,4% dikuasai PT Domulyo Maju Bersama, dan 3,6% dikempit PT Sentosa Teknik Mandiri.
“Karena kewajiban kerahasiaan kedua belah pihak dalam Non Disclosure Perjanjiannya, kami tidak mengungkapkan nilai transfer tetapi nilainya akan diputuskan oleh kedua belah pihak atas dasar kemauan pembeli dan penjual yang bersedia,” kata manajemen SBF.
GOOD meraup laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp355,31 miliar hingga akhir kuartal III/2023. Angka ini tumbuh 27,65% secara year-on-year (YoY) dibandingkan laba bersih perusahaan per kuartal III/2022 senilai Rp278,34 miliar.
Laba GOOD ditopang oleh penjualan bersih senilai Rp7,84 triliun hingga kuartal III/2023, lebih tinggi 0,26% YoY dibandingkan penjualan bersih GOOD per kuartal III/2022 senilai Rp7,82 triliun.