Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan Ford Gandeng Vale Indonesia (INCO) di Pabrik Baterai EV

Ford Motor Company resmi menggenggam saham pabrik bahan baku baterai nikel yang akan dibangun di Indonesia bersama INCO dan Zhejiang Huayou Cobalt Co.
CEO PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) Febriany bersama Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) dan rombongan mengecek pengerjaan smelter nikel di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
CEO PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) Febriany bersama Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) dan rombongan mengecek pengerjaan smelter nikel di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. resmi menggandeng Ford Motor Company dalam proyek pabrik bahan baku baterai nikel yang akan dibangun di Indonesia.

Ford Motor Company resmi menggenggam secara langsung saham PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) bersama PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Perusahaan asal Amerika Serikat tersebut kini menggenggam 8,5% saham KNI per 21 Desemeber 2023.

KNI merupakan perusahaan yang didirikan untuk mengelola pabrik high-pressure acid leach (HPAL) Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Pabrik HPAL ini akan mengolah bijih yang dipasok oleh INCO dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Produk nikel tersebut dinilai akan berbiaya rendah, dan digunakan dalam baterai electric vehicles (EV) dengan katoda kaya nikel.

Persiapan lokasi awal proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai, dan operasi komersial pabrik HPAL akan dimulai pada 2026. Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke EV, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.

Secara keseluruhan, proyek HPAL ini akan menelan investasi hingga US$4,5 miliar atau setara Rp67,5 triliun.

Ketika perjanjian kerja sama pertama kali diteken pada 30 Maret 2023, Christoper Smith, Chief Government Affairs Officer Ford Motor Company mengungkapkan optimismenya dalam kesepakatan penyertaan modal bersama Vale dan Huayou.

"Pertama, ada aspek di Indonesia yang merupakan bagian penting untuk menciptakan rantai pasok kendaraan listrik," katanya.

Alasan selanjutnya adalah Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, material penting dalam baterai kendaraan listrik. Dengan demikian, sambung Smith, keputusan Ford menjalin kerja sama stratgis dengan Vale dan Huayou sangat tepat dalam memenuhi kebutuhan komponen EV berkandungan nikel.

Pabrik HPAL Blok Pomalaa ditargetkan dapat menghasilkan hingga 120 kiloton MPH per tahun. Dalam kerangka kerjanya, proyek pemrosesan nikel akan berjalan tiga arah, bersama dengan perjanjian pasokan terpisah yang sedang dikembangkan dengan Ford dan Huayou untuk bahan aktif katoda prekursor yang penting untuk pembuatan baterai lithium-ion, secara kolektif akan digabungkan dengan sumber nikel Ford lainnya.

Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia Filia Alanda mengatakan KNI melakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor melalui penerbitan saham baru sesuai dengan keputusan pemegang saham tertanggal 21 Desember 2023. Aksi ini membuat modal dasar KNI menjadi sebesar Rp3,82 triliun, yang terbagi atas 3,82 juta saham dengan nilai masing-masing Rp1 juta.

“Kemudian, modal ditempatkan dan disetor KNI menjadi sebesar Rp1,04 triliun yang terbagi atas 1,04 juta sagam dengan nilai masing-masing Rp1 juta,” kata Filia dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (26/12/2023).

Setelah transaksi, kini struktur kepemilikan saham KNI adalah Huaqi (Singapore) Lte Ltd sebanyak 764.000 saham atau setara 73,20%, Vale Indonesia sebanyak 191.000 saham atau setara 18,30%, dan Ford Motor sebanyak 88.716 saham atau setara 8,5%.

Filia menegaskan transaksi ini bukan merupakan transaksi material bagi perseroan, serta bukan merupakan transaksi afiliasi yang mengandung benturan kepentingan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper