Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa emiten mengumumkan pembagian dividen interim menjelang akhir tahun ini seperti ADRO, BBRI, hingga IPCC. Analis menuturkan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat akan berinvestasi ke saham penebar dividen.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menuturkan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan investor ketika akan membeli saham-saham emiten pembagi dividen seperti besaran dividen yield dan kinerja keuangan.
"Investor perlu melihat kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, termasuk pendapatan, laba bersih, dan arus kas," kata Vicky, Jumat (22/12/2023).
Dia melanjutkan, perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik, akan cenderung memiliki kemampuan untuk membayar dividen secara rutin dan stabil.
Selain itu, kata dia, investor juga perlu melihat stabilitas perusahaan dari segi operasional, keuangan, dan manajemen.
"Investor juga perlu mempertimbangkan risiko yang terkait dengan investasi saham, termasuk risiko fluktuasi harga, risiko likuiditas, dan risiko industri," ucapnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, emiten Garibaldi ‘Boy’ Thohir PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) berencana membagikan dividen interim tahun buku 2023 senilai US$400 juta atau setara Rp6,20 triliun.
Adaro membagikan dividen berdasarkan Keputusan Direksi dan Dewan Komisaris tertanggal 14 Desember 2023. Dividen berasal dari laba bersih perseroan pada periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023.
Begitu juga dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang akan menebar dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp84 per lembar saham.
Nilai tebaran dividen interim BBRI pada tahun ini mencapai Rp12,73 triliun. Angka tersebut mengacu pada jumlah saham yang beredar di pasar sebanyak 151,55 miliar lembar.
Sementara itu, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) akan membagikan dividen interim dengan total sebesar Rp39,46 miliar. Dividen IPCC ini setara dengan Rp21,7 per saham.