Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Tinggi BNI Sekuritas Buat IHSG Sampai ke 8.400 pada 2024

BNI Sekuritas memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa melesat ke level tertinggi 8.400 pada 2024.
Halaman muka website BNI Sekuritas. Anak usaha Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat lonjakan  transaksi via online dalam empat bulan terakhir. Geliat investasi dari kalangan muda turut menambah jumlah investor ritel yang saat ini mencapai 160.000./bnisekuritas.co.id
Halaman muka website BNI Sekuritas. Anak usaha Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat lonjakan transaksi via online dalam empat bulan terakhir. Geliat investasi dari kalangan muda turut menambah jumlah investor ritel yang saat ini mencapai 160.000./bnisekuritas.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - BNI Sekuritas memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa melesat ke level tertinggi 8.400 di tahun depan. Hal tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

SEVP Research BNI Sekuritas Erwan Teguh menjelaskan memasuki tahun 2024, optimisme pasar akan kembali naik. BNI Sekuritas menilai IHSG akan bergerak ke zona hijau di tengah gejolak politik Indonesia, mengingat akan terjadinya pesta demokrasi pada Februari 2024. 

Menurutnya, selama ini dampak politik dan pemilu Indonesia memberikan hasil positif, sehingga pasar dipercaya juga akan positif tapi penuh kehati-hatian. 

"BNI Sekuritas memperkirakan potensi penurunan IHSG pada angka 6.600, sementara potensi kenaikan bisa mencapai 8.400," kata Erwan dalam keterangan resminya, Kamis (21/12/2023). 

Hal tersebut terutama bergantung pada dua hasil keputusan dari Federal Reserve (Fed) terkait suku bunga. Pertama, tidak ada penurunan suku bunga, dan kedua, terjadi penurunan suku bunga yang berhasil mencegah terjadinya resesi di Amerika Serikat. 

BNI Sekuritas juga melihat kekhawatiran terhadap inflasi dan resesi mulai mereda, dengan proyeksi pertumbuhan yang diharapkan akan kembali normal seiring dengan tren sebelum pandemi.

“China tetap menjadi perhatian khusus dengan banyaknya konsensus yang pesimis terkait risiko sektor properti, tantangan demografis, dan restrukturisasi rantai pasokan global. Meskipun demikian, hubungan AS-China mungkin telah mencapai titik terendahnya, dan risiko tinggi geopolitik tercermin dalam konflik Israel-Gaza yang berpotensi meluas,” ujarnya.

Menurutnya pertumbuhan PDB Indonesia juga diperkirakan kembali ke normalisasi sekitar 5%, dengan risiko inflasi yang mungkin meningkat karena fenomena cuaca El-Nino. 

Namun, Tim makroekonomi BNI Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 50 bps pada akhir 2024 sebagai langkah dalam mendukung pertumbuhan. 

Sementara itu, proyeksi pertumbuhan agregat laba bersih diperkirakan sebesar 8% atau 11% pada proyeksi tahun penuh 2024, didorong oleh sektor konsumen dan keuangan, dengan risiko penurunan masih berasal dari perusahaan komoditas.

Di samping itu, fondasi yang kokoh dalam struktur negara serta dorongan global yang kuat menuju energi terbarukan dan atau kendaraan listrik telah mengakibatkan banyak perusahaan yang berfokus pada tema tersebut mencari pendanaan dengan tepat waktu. 

Harapan akan pemulihan dalam konsumsi dan dorongan investasi, bersama dengan pandangan bahwa pendapatan per kapita negara telah melampaui US$5.000, juga telah meningkatkan prospek pertumbuhan secara keseluruhan. 

BNI Sekuritas meyakini kegiatan seperti IPO dan upaya penggalangan dana lainnya akan terus berlangsung dengan semangat tinggi pada tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper